Suara.com - Data milik Cancer Research UK memperkirakan bahwa tingkat kelangsungan hidup penderita kanker paru-paru selama 10 tahun sekitar 10 persen. Tapi, kanker paru-paru salah satu penyakit serius yang seharusnya bisa dicegah sebesar 80 persen.
Apalagi, panduan untuk mencegah kanker paru-paru sangat jelas. Meskipun beberapa orang mungkin tidak bisa menghindari risiko terkena kanker paru-paru.
Karena itu, para ilmuwan bekerja mengindentifikasi gejala kanker paru-paru yang mungkin mempengaruhi sekitar jenis kelamin dengan cara berbeda.
Menurut peneliti dari Dana-Farber Cancer Institute, wanita dengan kanker paru-paru lebih mungkin mengalami masalah aktivitas seksual dibandingkan pria.
Mereka mencapai kesimpulan ini setelah menganalisis tanggapan dari para peserta mengenai aktivitas seksualnya sebelum dan sesudah menderita kanker paru-paru.
Peneliti utama, Narjust Florez mengatakan perbedaan aktivitas seksual penderita sebelum dan sesudah didiagnosis kanker paru-paru cukup berbeda. Kanker paru-paru secara signifikan mempengaruhi kesehatan seksual para wanita.
Sebanyak 77 persen peserta sedikit atau tidak tertarik pada aktivitas seksual dengan alasan paling umum yang berkaitan dengan kelelahan, perasaan sedih, masalah dengan pasangan, dan sesak napas.
“Kesehatan seksual harus diintegrasikan ke dalam onkologi toraks dan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan intervensi yang disesuaikan pada pasien kanker paru-paru," kata Florez dikutip dari Express.
Pasien yang kesehatan seksualnya ditangani memiliki kualitas hidup lebih baik, kontrol rasa sakit yang lebih baik, dan hubungan yang lebih baik dengan pasangan.
Baca Juga: Pakar di China Ingatkan Ancaman Virus Baru Langya: Dapat Mengganggu Fungsi Hati dan Ginjal
Tapi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui seberapa erat hubungan keduanya. Selain itu penelitian juga perlu mencari tahu kesehatan pria dipengaruhi oleh kanker paru-paru atau tidak sehingga bisa dijadikan perbandingan.
Gejala utama kanker paru-paru meliputi:
- Batuk yang tidak kunjung hilang setelah dua atau tiga minggu
- Batuk berkepanjangan yang memburuk
- Infeksi dada yang terus datang kembali
- Batuk darah
- Sakit atau nyeri saat bernapas atau batuk
- Sesak napas terus-menerus
- Kelelahan atau kekurangan energi yang terus-menerus
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat