Suara.com - Para ilmuwan berhasil menemukan satu jenis sayuran yang bisa menurunkan kolesterol dan kadar gula darah hingga 50 persen, bahkan sayuran ini disebut jadi obat potensial pasien diabetes.
Seperti diketahui, orang dengan diabetes tipe 2, pankreasnya tidak bisa memproduksi insulin yang cukup, agar gula darah bisa diedarkan ke seluruh tubuh.
Namun temuan yang dipresentasikan pada ajang tahunan ke-97 The Endocrine Society di San Diego pada Kamis, 25 Agustus lalu disebutkan ekstrak umbi bawang yang bisa menurunkan kadar gula darah tinggi dan kadar kolesterol total, bisa diminum bersama obat antidiabetes metformin.
"Bawang ini murah, tersedia dan sudah digunakan sebagai suplemen nutrisi. Sayuran ini punya potensi digunakan untuk mengobati pasien dengan diabetes," ujar Peneliti Utama Anthony Ojieh dari Delta State University Abraka Nigeria, mengutip Independent, Rabu (31/8/2022).
Teori bawang sebagai obat diabetes ini sudah diuji pada tikus, dan hasilnya tiga kelompok tikus yang dibuat diabetes diberikan dosis ekstrak bawah dan obat diabetes bersamaan.
Dosis ekstrak bawang masing-masing kelompok tikus diberikan 200 miligram (mg), 400 mg, dan 600 mg per kilogram berat badan.
Selain itu peneliti juga memberikan obat dan bawang merah kepada tiga kelompok tikus non diabetes dan gula darah normal.
Hasilnya ditemukan, tikus diabetes yang diberi 400 mg dan 600 mg per kilogram berat badan sangat mengurangi kadar gula darah 50 persen dan 35 persen dari sebelumnya.
Bahkan kadar kolesterol pada tikus diabetes itu, secara efektif menurun pada kelompok pemberian 400 mg dan 600 mg.
Baca Juga: Unik Banget! Wanita Ini Pakai Sayuran untuk Makeup, Hasilnya Menakjubkan
Meski begitu penelitian juga menemukan ekstrak bawang merah menyebabkan kenaikan berat badan di tikus non diabetes, tapi hal itu tidak terjadi pada tikus diabetes.
"Bawang tidak tinggi kalori. Namun tampaknya bisa meningkatkan laju metabolisme dan meningkatkan nafsu makan" ungkap Ojieh.
"Tapi kita perlu menyelidiki mekanisme bawang merah yang menyebabkan penurunan glukosa darah, karena kami belum memiliki penjelasan," kata Ojieh lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
Terkini
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!