Suara.com - Ketua Umum Perhimpunam Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K)., tidak menyarankan penggunaan inhalasi hidrogen sebagai upaya menjaga kesehatan atau menyembuhkan penyakit tertentu.
Diketahui belakangan ini tersebar video di media sosial yang menunjukan sejumlah emak-emak sedang mengobrol sambil menghirup gas hidrogen.
Terdapat tabung seukuran botol minum sedang dihubungkan dengan selang oksigen yang ditempel di hidung emak-emak itu. Pada tulisan di dalam video itu tertulis kalau mereka sedang lakukan inhalasi atau menghirup gas hidrogen.
Dokter Agus menegaskan bahwa belum ada cukup bukti kalau inhalasi hidrogen punya manfaat maupun efek samping terhadap tubuh manusia.
"Saya sebagai ketua dokter paru (perlu) berdasarkan bukti evidence bahwa sampai saat ini belum masuk terapis standar pada pengobatan paru," kata dokter Agus saat dihubungi suara.com, Selasa (6/9/2022).
Ia menambahkan, penelitian yang dilakukan terkait inhalasi hidrogen itu juga kebanyakan baru dilakukan pada binatang uji coba. Sedangkan pembuktian penggunannya terhadap manusia masih sangat sedikit jumlahnya.
Untuk menjaga kesehatan paru, dokter Agus menyampaikan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan selain mengirup hidrogen.
"Mulai dari istirahat cukup kemudian olahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang bergizi," pesannya.
Khusus untuk menjaga kesehatan paru, ia juga menyarankan untuk konsumsi makanan, buah-buahan, dan sayur-sayuran yang mengandung antioksidan. Tujuannya untuk menghalangi dampak dari oksidasi stres pada lingkungan.
Baca Juga: The Power of Emak-Emak, Ibu Ini Semprot Opang yang Protes Gegara Pesan Ojol di Pangkalan
"Juga hindari hal yang kira-kira berbahaya bagi kesehatan. Misalnya kita tidak merokok, karena merokok itu memasukkan bahan berbahaya kepada paru. Menghindari paparan dari polusi karena dengan paparan dari polusi juga paru bisa rusak," ucap dokter Agus.
Ia menambahkan bahwa penggunaan hidrogen yang dihirup belum jadi terapi yang terstandar, terutama dalam pengobatan medis di bidang paru. Sehingga, klaim seperti dapat memulihkan tubuh dari berbagai jenis penyakit juga belum terbukti secara ilmiah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia