Suara.com - Maraknya kasus gagal ginjal akut di Indonesia begitu mengkhawatirkan. Pasalnya, penyakit tersebut telah menyerang ratusan anak-anak dan mencatat banyak korban jiwa.
Pengobatan gagal ginjal akut tentu tidak mudah dan alangkah baiknya mulai waspada. Ini bisa dilakukan dengan berusaha menghindari penyakit ini, salah satunya tidak sembarangan memberikan obat ke anak.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Pediatrik Intensive Care RSUD Pasar Rebo Jakarta, dr. Tuty Rahayu, Sp.A mengingatkan para orang tua untuk mencari tahu terlebih dahulu penyebab jika si kecil terserang demam.
Menurutnya, deman bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari masuknya bakteri atau virus. Pengobatan deman pun harus disesuaikan seperti penyebabnya. Karena itu, orang tua disarankan jangan asal memberikan obat demam.
“Jangan gunakan obat sebelum kita tahu sebabnya apa. Lebih baik mencari dahulu sebabnya apa, kalau anak itu demam," kata Tuty dalam acara Dokterku Elshinta TV yang disiarkan secara daring, Kamis (27/10/2022).
"Demam itu satu respons tubuh bisa karena kehilangan cairan, bisa juga respon tubuh karena ada bakteri masuk atau virus masuk,” sambungnya.
Tuty mengatakan, jika respons tubuh berupa demam akibat virus, maka tubuh mampu menanganinya sendiri dengan rentang waktu antara 3-5 hari, tanpa bantuan obat dan tetap memperhatikan kadar hidrasi tubuh.
“Begitu juga dengan batuk. Misalnya tadi habis ke tempat umum habis pegang-pegang apa terus kemudian ada temannya atau tetangganya yang batuk, ya sudah seka muka hidung. Itu membuat virus yang nempel tidak akan terhirup sehingga dia tidak akan sakit,” jelasnya.
Anak usia balita, kata Tuty, memang lebih rentan terserang penyakit seperti demam, batuk, flu hingga diare karena antibodi yang belum terbentuk secara sempurna. Masih lemahnya daya tahan anak balita tersebut lah yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang penyakit.
Jika anak terserang demam, lanjutnya, lakukan pengobatan dengan tanpa obat terlebih dahulu. Orang tua bisa memberikan minum air putih yang cukup sampai anak buang air kecil yang cukup.
Cara itu aman dilakukan karena kandungan utama tubuh balita adalah air, sehingga jika balita kekurangan cairan, maka gejala demam yang pertama kali muncul.
“Apabila tidak turun, maka bisa dengan kompres. Yang paling efektif lebih cepat menurunkannya menyekat tubuh anak tersebut, anaknya dibuka, pakai air hangat, diseka dan dikeringkan sehingga pori-porinya terbuka jadi panas tubuh bisa keluar,” tambahnya.
Tuty mengingatkan terjadinya peningkatan signifikan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal menjadi pelajaran bagi para orang tua agar tidak sembarangan memberikan obat kepada anak.
Orang tua harus mengetahui terlebih dahulu zat aktif, efek samping, kegunaan obat yang akan dikonsumsi hingga interaksi antar obat, kata Tuty.
Terakhir, Tuty juga mengingatkan bahwa tidak semua obat bisa dikonsumsi secara bersamaan karena ada beberapa obat yang jika digunakan pada saat yang bersamaan justru akan berbahaya.
Berita Terkait
-
Desak BPOM Kerja Serius Atasi Kasus Gagal Ginjal Anak, Komnas HAM: Harus Ada yang Bertanggung Jawab Atas Peristiwa Ini!
-
Hindari Kejadian Fatal, Kemenkes Imbau Orang Tua Kenali Gejala Awal Gangguan Ginjal Akut
-
Waduh, Jumlah Pasien Gagal Ginjal Akut Bertambah 14 Kasus, Totalnya Sekarang Segini
-
Desakan Komnas HAM Atas Kasus Gagal Ginjal Akut yang Merenggut Nyawa Ratusan Anak
-
Obati Gangguan Ginjal Akut Misterius, Indonesia Dapat Donasi 200 Vial Obat Fomepizole dari Jepang
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif