Suara.com - Kematian mendadak atau Sudden Adult Death Syndrome (SADS) belakangan ini menjadi perbincangan banyak orang setelah jumlahnya meningkat semenjak pandemi COVID-19. Beberapa pesohor diketahui mengalami kematian mendadak bahkan di usia muda. Kondisi ini diketahui menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat dan banyak menyerang orang dewasa, terutama laki-laki di umur 30-40an.
Meski terdapat banyak faktor, SADS sering diasosiasikan dengan gangguan irama jantung atau aritmia jantung. Hal ini dikarenakan diduga banyak kasus kematian mendadak seperti saat tidur disebabkan karena adanya gangguan irama jantung fatal (maligna) yang tidak terdeteksi sebelumnya. Jumlah pasien dengan gangguan irama jantung yang fatal sangat sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah pasien aritmia, tetapi akibatnya sangat fatal dan bisa menyebabkan kematian mendadak.
Dalam kondisi jantung sehat, aritmia jantung mungkin tidak akan mengganggu kesehatan Anda. Namun jika Anda memiliki suatu kondisi atau kelainan yang bisa menyebabkan aritmia jantung terjadi terus menerus, maka gangguan ini bisa saja menyebabkan masalah kesehatan dan terburuknya henti detak jantung mendadak yang menyebabkan kematian.
Apa itu Aritmia Jantung?
Aritmia jantung merupakan gangguan yang menyebabkan gangguan pada detak jantung di mana interval detaknya bisa menjadi lebih cepat, lebih lambat atau tidak teratur. Aritmia adalah penyakit yang tergolong sebagai silent killer, yaitu penyebab kematian yang minim atau hampir tidak menunjukan gejala sama sekali.
Bahkan, penderita penyakit ini bisa saja akan terlihat dalam keadaan sehat dan bugar sebelum akhirnya menyerang mereka. Akibatnya, banyak orang yang terlambat untuk mendapatkan pertolongan karena penyakit ini menyerang di saat yang tidak terduga, seperti saat tidur.
Penyebab dan Faktor Risiko Aritmia Jantung
Aritmia jantung disebabkan oleh aktivitas sinyal listrik yang tidak normal dan menyebabkan irama detak jantung menjadi tidak stabil. Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari bawaan genetik, penyakit jantung koroner, kelainan otot jantung, gangguan elektrolit, penyakit bawaan lainnya seperti diabetes, hingga penggunaan obat-obatan dan gaya hidup yang tidak sehat seperti konsumsi alkohol.
Gejala dari Aritmia Jantung
Baca Juga: Viral Nakes Dandan Bak Pocong, Bangkit dari Keranda Jenazah Bikin Jantungan
Meskipun sebagian besar kasus Aritmia tidak menunjukan gejala, ada beberapa gejala awal dari Aritmia yang bisa Anda waspadai, seperti:
- Sakit kepala
- Detak jantung tidak beraturan (bisa lebih cepat, bisa lebih lambat)
- Sering kelelahan
- Pingsan/ pandangan gelap
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Kejang
Beberapa gejala lain yang tidak disebutkan mungkin juga bisa dirasakan tergantung dari kondisi penderitanya. Gejala-gejala tersebut bisa timbul kapan saja, baik itu saat penyakit masih ringan atau saat penyakit sudah memburuk.
Mendeteksi Aritmia Jantung
Mendeteksi aritmia mungkin akan sulit jika dilakukan secara mandiri. Selain gejalanya yang tidak menentu, sifatnya yang silent killer membuat kondisi ini semakin sulit untuk dideteksi dan bisa menyerang kapan saja. Maka, cara yang paling efektif dalam mendeteksi apakah Anda memiliki kelainan pada irama detak jantung adalah dengan memeriksakan diri kepada dokter.
Dalam mendeteksi aritmia jantung, dokter dapat menganalisis aktifitas listrik jantung Anda secara langsung dengan menggunakan alat seperti elektrokardiogram (EKG) atau holter, pemeriksaan penunjang lain berupa ekokardiografi, tes treadmill atau melakukan pemeriksaan invasif berupa pemeriksaan listrik jantung (studi elektrofisiologi), yang merupakan standard baku emas untuk diagnosa gangguan aritmia. Anda juga bisa melakukan pemeriksaan skrining genetik melalui tes DNA untuk mengetahui apakah tubuh Anda memiliki mutasi genetik yang berpotensi untuk menimbulkan terjadinya aritmia jantung walaupun pemeriksaan ini belum bisa dikerjakan di negara kita.
Namun ada 1 hal yang bisa Anda lakukan secara mandiri untuk mengantisipasi aritmia jantung, yaitu dengan menghitung denyut nadi Anda. Caranya yaitu dengan menempelkan 2 jari pada denyut nadi di pergelangan tangan atau bagian leher samping Anda, lalu hitung denyut nadi selama 1 menit dengan bantuan stopwatch.
Berita Terkait
-
Surprise dari Ria Ricis Bikin Jantungan, 5 Momen Ultah ke-28 Teuku Ryan
-
Pengobatan Aritmia Atrial Fibrillasi Kini Bisa dengan Operasi Bedah Kurang dari 2 Jam
-
Eka Hospital Beberkan Bahaya dan Cara Penanganan Aritmia, Si Penyebab Henti Jantung
-
Anak Biasa Ribut Tiba-tiba Tak Bersuara, Sang Ibu Dibikin Jantungan dengan Penampakannya
-
Sering Dengar Orang Mengalami Henti Jantung, Ternyata Disebabkan Oleh Aritmia, Ini Penjelasan Dokter
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat