Suara.com - Gangguan irama jantung atau aritmia jadi salah satu jenis penyakit jantung yang bisa memicu stroke hingga kematian apabila tidak diobati. Atrial fibrillasi (AF) salah satu tipe aritmia yang sering terjadi di masyarakat.
Kelainan irama jantung itu terjadi akibat kekacauan listrik di serambi kiri sehingga darah tidak dapat dipompa dengan lancar ke bilik kiri. Keadaan tersebut akan memicu pembentukan bekuan darah yang dapat memicu stroke. Akibat buruk lain, bisa terjadi gagal jantung yang mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan kematian.
"Pasien dengan irama AF memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibanding dengan pasien irama normal," kata dokter spesialis jantung DR. Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP(K)., dalam diskusi media bersama Eka Hospital di BSD, Kamis (21/7/2022).
Penanganan AF dapat dilakukan dengan obat-obatan untuk mencegah stroke, mengendalikan laju irama, juga mengembalikan irama normal. Tetapi apabila terapi dengan obat-obatan tidak efektif, dokter Yamin mengatakan bahwa cara lain untuk menangani AF bisa dengan tindakan ablasi kateter menggunakan teknologi pemetaan tiga dimensi atau 3D mapping system.
Teknologi tersebut telah umum digunakan diberbagai rumah sakit. Namun, terbilang masih konvensional dan memerlukan waktu pengerjaan selama 3-4 jam.
Menurut dokter Yamin, semakin lama waktu tindakan maka akan meningkatkan risiko komplikasi dan paparan radiasi baik terhadap pasien maupun tenaga medis.
Dalam metode pengobatan AF yang terbaru dapat dilakukan prosedur ablasi kateter yang lebih singkat dan efektif dengan memakai Cryo Ablation Technology. Tehnik tersebut memakai energi dingin untuk memutuskan sinyal listrik yang kacau sehingga menjadi normal Kembali.
“Cryo Ablation Atrial Fibrilasi umumnya dianggap sebagai pengobatan yang aman dan efektif setelah obat antiaritmia. Tindakan ini termasuk invasif minimal, artinya tidak perlu membuka dada atau membuat sayatan besar," kata dokter Yamin yang juga menjadi Kepala pusat layanan penyakit jantung di Eka Hospital BSD.
Dibandingkan dengan tindakan ablasi kateter, metode Cryo Ablation lebih cepat pengerjaannya dengan tingkat keberhasilan di atas 80 persen. Tindakan bedah tersebut diklaim hanya membutuhkan waktu 1-2 jam. Setelah itu, pasien perlu dilakukan pemantauan untuk melihat reaksi pengobatan.
Baca Juga: 6 Manfaat Mengonsumsi Kacang Edamame untuk Kesehatan
Apabila tidak terjadi masalah kesehatan apa pun pasca pembedahan, pasien sudah bisa langsung pulang keesokan harinya.
"Setelah menjalani ablasi kateter, semua pasien harus tetap menjalani pola hidup sehat seperti makan makanan berserat, olahraga teratur, hindari rokok dan alkohol berlebih," pesan dokter Yamin.
Lantaran pengerjaannya lebih cepat, sehingga risiko komplikasi pun lebih kecil. Namun pasien tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait prosedur yang tepat untuk penangangan masalah jantung. Hingga saat ini, metode Cryo Ablation tersebut baru bisa digunakan untuk pengobatan aritmia AF.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda