Suara.com - Umumnya, stunting dialami oleh anak-anak atau balita. Lalu apakah orang dewasa bisa stunting? Simak penjelasannya berikut
Stunting adalah proses yang dapat mempengaruhi perkembangan anak dari tahap awal pembuahan hingga tahun ketiga atau keempat kehidupan, ketika nutrisi ibu dan anak merupakan penentu penting pertumbuhan.
Selain itu stunting juga merupakan kondisi malnutrisi kronis, dan efeknya sebagian besar tidak dapat diubah. Berat badan kurang, atau berat badan tak sesuai dengan usia, termasuk anak-anak di bawah 5 tahun. Jadi apakah orang dewasa bisa stunting?
Dampak stunting yang dialami pada masa anak-anak dapat berlanjut sampai dewasa. Anak yang pada masa kecilnya mengalami stunting, pada masa dewasa nanti akan memiliki perawakan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak usia sebayanya.
Di samping itu, akan tampak juga bahwa fungsi kognitifnya terganggu. Jika itu terjadi, maka prestasi akademiknya akan terhambat.
Akhirnya, ketika kemampuan kognitif dan prestasi akademiknya terganggu, pilihan pekerjaan di masa dewasanya terbatas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, banyak di antara anak-anak Indonesia yang di masa kecilnya mengalami stunting.
Kurang lebih ada 30,8 persen, sehingga mereka berakhir dengan melakukan pekerjaan kasar. Kalau sudah demikian, upah yang mereka dapatkan pun menjadi terbatas.
Tidak hanya fungsi kognitif yang terganggu, tetapi fungsi psikososialnya juga ikut terganggu. Hal itu bisa dilihat dari kemampuan komunikasi mereka yang kurang. Ini juga akan berakibat pada hubungan interpersonal menjadi tidak lancar.
Baca Juga: Anji Manji Kesal Dan Gundah Dengan Pernyataan Gita Savitri Soal Stunting
Sayangnya, ketika sel-sel otak sudah terlanjur kena, kondisi itu sulit untuk dikembalikan seperti semula. Meskipun dilakukan perbaikan gizi saat dewasa, tetapi sel-sel otak yang sudah terlanjut terkena stunting akan sulit disembuhkan.
Masalah yang kerap terlihat pada orang dewasa yang mengalami stunting adalah postur tubuh mereka pendek. Massa otot lebih kecil, kemampuan intelektual di bawah standar, dan jika terjadi pada perempuan lalu suatu hari melahirkan ia akan melahirkan bayi dengan berat lahir di bawah normal.
Oleh karenanya penting untuk memperbaiki kondisi stunting sejak dini.
Cara Mengatasi Anak Stunting
Ada sebuah jalan untuk memperbaiki anak yang mengalami stunting agar tidak berlanjut sampai dewasa. Hal itu dilakukan dengan intervensi nutrisi yang tepat.
Waktu yang tepat untuk memperbaikinya adalah sebelum anak berusia dua tahun. Ia harus mendapatkan asupan ASI.
Jika orangtuanya mengalami masalah dalam menyusui, maka orang-orang disekitarnya penting untuk membantu anak mendapatkan asupan ASI.
Berita Terkait
-
Anji Manji Kesal Dan Gundah Dengan Pernyataan Gita Savitri Soal Stunting
-
Waspada! Stunting Ancaman Generasi Masa Depan Indonesia, Begini Gejalanya
-
Anji Angkat Suara tentang Gita Sav: nyesel juga buka tranding
-
Anji Risih Lihat Komentar Pedas Gitsav Soal Stunting, Warganet: Nggak Berpendidikan
-
Bukan soal Tak Mau Punya Anak, Anji Terganggu dengan Komentar Nyelekit Gitasav tentang Stunting
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental