Suara.com - Imunisasi menjadi salah satu hal wajib yang dilakukan setiap orang, khususnya anak-anak. Hal ini karena imunisasi akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh orang tersebut. Selain itu, imunisasi tidak hanya berpengaruh untuk diri sendiri, tetapi juga kelompok lingkungan sekitar.
Proses imunisasi di Indonesia dimulai sejak lahir. Bayi yang lahir akan menjalankan serangkaian imunisasi dasar untuk mencegah dirinya dari berbagai penyakit. Beberapa proses imunisasi dasar yang dilakukan di Indonesia seperti Hepatitis B, BCG, OPV 1, DPT dan lain-lain.
Lantas bagaimana jika imunisasi anak tersebut tidak lengkap? Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan, anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap akan sangat rentan dan berisiko tertular berbagai penyakit berbahaya.
“Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit berbahaya sehingga mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain,” ujar dr. Prima dalam temu media Pekan Imunisasi Dunia 2023, Senin (27/3/2023).
Demi mencegah risiko terhadap anak-anak yang tidak melakukan imunisasi ini, dalam memperingati Pekan Imunisasi Dunia, pihak Kemenkes berharap hari ini dapat memberikan wawasan serta pemahaman kepada masyarakat luas.
Tidak hanya itu, pada Pekan Imunisasi Dunia ini juga menjadi momentum untuk pengenalan imunisasi antigen baru yang akan diterapkan di Indonesia. Beberapa antigen tersebut di antaranya:
- Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru)
- Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim
- Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat
- Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua untuk memperkuat perlindungan terhadap polio
- Japanese Encephalitis (JE) untuk mencegah ensefalitis (radang otak)
Sementara itu, pada tahun 2023 antigen PCV, HPV, RV, dan IPV akan diterapkan secara nasional. Sementara JE difokuskan pada wilayah endemis yaitu Kalimantan Barat.
Dr. Prima berharap, dengan adanya pengenalan antigen baru untuk imunisasi ini dapat menjadi komitmen mencegah anak mengalami sakit, kecacatan, hingga kematian di usia muda.
“Melalui pengenalan imunisasi antigen baru, Pemerintah berkomitmen untuk melindungi anak-anak dan seluruh masyarakat terhadap lebih banyak PD3I yang dapat berakibat pada kesakitan, kecacatan dan kematian,” jelas dr. Prima.
Baca Juga: Kota Metro Raih Penghargaan sebagai Kota Bebas Frambusia dari Kemenkes
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis