Suara.com - Skoliosis menjadi salah satu permasalahan yang kerap dialami sebagian masyarakat. Penyakit satu ini ditandai dengan bengkok atau miringnya tulang belakang seseorang.
Hal tersebut membuat postur tubuh seseorang terlihat kurang baik. Bahkan, jika dibiarkan cukup parah, skoliosis juga bisa menyebabkan berbagai masalah lainnya termasuk masalah pernapasan.
Rupanya, penyakit satu ini paling banyak dialami oleh remaja. Dokter Spesialis Tulang Belakang RS Premier Bintaro, dr. Omar Luthfi, Sp. OT (K) Spine mengungkapkan, berdasarkan penderita skoliosis terbanyak yaitu tipe adolescence sekitar 90 persen dan terjadi pada remaja usia 11-18 tahun.
Sementara, untuk kondisi lainnya seperti infantile (1 persen) terjadi pada bayi usia 0-3 tahun. Ada juga jenis juvenile (3 persen) terjadi pada anak-anak usia 4-10 tahun. Sementara untuk dewasa yaitu sekitar 6 persen.
Tidak hanya remaja, skoliosis juga lebih banyak menyerang pada wanita. Bahkan, perbandingan antara penderita skoliosis perempuan dan laki-laku yaitu 10 banding 1.
“Skoliosis ini biasanya menyerang pada remaja usia 11 sampai 18 tahunan. Selain itu, lebih banyak kasusnya pada wanita dibandingkan laki-laki,” ucap dr. Omar dalam Media Gathering RS Premier Bintaro, Kamis (6//4/2023).
Penyebab
Untuk penyebab skoliosis, dr. Omar menjelaskan, sekitar 80 persen kasus yaitu idiopatik. Artinya, hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya. Namun, ada juga penderita yang alami skoliosis sejak lahir, proses penuaan, hingga gangguan sistem saraf dan otot.
Ada juga jenis skoliosis non struktural. Kondisi ini biasanya terjadi karena postur atau kebiasaan yang dilakukan. Selain itu, otot yang tegang dan panjang tungkai berbeda juga mendorong seseorang alami skoliosis.
Baca Juga: Hati-hati, Penanganan Patah Tulang yang Salah Bisa Memperparah Pasien
Gejala
Penting untuk diketahui, skoliosis ini juga terkadang sulit terlihat. Apalagi, dengan seseorang yang memiliki tubuh besar. Maka skoliosis yang dialaminya itu tidak dapat terlihat. Namun, ada beberapa tanda fisik yang mungkin menandakan seseorang alami skoliosis di antaranya:
- Tubuh tampak asimetris atau miring ke satu sisi jika diperhatikan.
- Bahu terlihat tinggi sebelah.
- Panggul tampak tinggi sebelah.
- Tulang belikat terlihat lebih menonjol pada satu sisi.
- Jarak pinggang tidak sama dengan sisi sebelahnya.
Untuk mengetahui lebih pastinya, dr.Omar menyarankan agar adanya screening skoliosis yang dilakukan sejak anak-anak. Hal ini akan dapat membantu penanganan skoliosis lebih cepat atau sejak dini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan