Suara.com - Walaupun mudik lebaran sudah diizinkan pemerintah dan aturan PPKM juga tidak lagi diberlakukan, masyarakat yang pergi ke kampung halaman tetap diminta waspada terhadap penularan Covid-19. Terlebih saat ini telah beredar subvarian arcturus.
Berbeda dengan masa pandemi selama 3 tahun kemarin, masyarakat kini diminta lakukan tes Covid-19 secara mandiri apabila mengalami sakit selama perjalanan mudik.
"Perlunya testing agar kita tahu status kita, supaya bisa berjaga-jaga. Kedua untuk mencegah penularan berikutnya," kata juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) DR. dr. M. Syahril saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/4/2023).
Selain yang alami gejala, seseorang yang baru saja lakukan kontak erat dengan pasien Covid-19 juga diminta untuk lakukan tes mandiri, lanjut Syahril. Apabila dari hasil tes tersebut menunjukan tanda positif Covid-19, maka masyarakat perlu mengonfirmasi ulang dengan lakukan tes PCR di layanan kesehatan.
"Apakah dia bergejala, maka dilakukan tes PCR. Kalau gejala ringan atau sedang, cukup isoman di rumah masing-masing," pinta Syahril.
Kepala Tim Kerja Produk IPD Impor Direktorat Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Edi Setiawan menambahkan, masyarakat bisa membeli alat tes mandiri Covid-19 di apotik maupun temoat penjualan alat kesehatan yang sudah dapat izin dari Kemenkes.
Edi menyampaikan bahwa sampai saat ini batu ada dua produk alat tes mandiri Covid-19 yang telah sesuai demgan standar Kemenkes dan layak digunakan.
"Nanti tes cepat antigen mandiri itu masyarakat menggunakannya hanya menggunakan metode nasal. Jadi dimasukan ke dalam hidung, setelah itu ikuti petunjuk penggunaan," jelas Edi.
Edi mengingatkan agar masyarakat mengikuti dengan benar setiap tahapan cara penggunaan pengambilan sampel tersebut.
Baca Juga: 4 Tips Mudik Aman untuk Ibu Hamil
"Di produk ada petunjuk penggunaannya, masyarakat harus benar mengikuti itu. Jangan sampai melewati step di petunjuk penggunaan. Dipilih metode nassal yang hanya pada rongga hidung. Jadi gak sampai nasofaring karena itu lebih baik dilakukan oleh tenaga kesehatan," jelas Edi.
Pada kemasannya juga terdapat QR Code yang perlu di scan dengan ponsel agar hasilnya bisa terdata pada aplikasi Satu Sehat, dulu PeduliLindungi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak