Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan belum ada wacana vaksin Covid-19 berbayar setelah Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencabut status kegawatdaruratan atau PHEIC.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine Berliana Yumiur Hutapea mengatakan saat ini pemerintah masih berfokus pada surveilans Covid-19, termasuk untuk pemberian vaksinasi.
"Kemarin Pak menteri (Menkes Budi Gunadi Sadikin) di Pekan Imunisasi Dunia sudah menyampaikan, jadi Indonesia saat ini memang masih sama, dalam fase menyiapkan semuanya, termasuk surveilansnya," ujar dr. Prima kepada suara.com di Jakarta Pusat, Senin (8/5/2023).
Ia menambahkan terkait status kegawatdaruratan yang dicabut WHO, Kemenkes masih menunggu arahan Presiden Jokowi untuk menetapkan Indonesia memasuki endemi.
Apalagi saat ini status Indonesia sedang di fase transisi dari pandemi menjadi endemi, sehingga keputusan terkait vaksin Covid-19 berbayar belum dicanangkan.
"Tentu kita tunggu arahan selanjutnya dari Pak Presiden... untuk vaksinasi kita juga tunggu arahan selanjutnya," tutup Prima.
Sebelumnya Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan status kegawatdaruratan Covid-19 sudah berakhir, setelah melakukan 15 kali pertemuan dengan Komite Darurat Covid-19 yang menyarankan status PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) dicabut.
"I have accepted that advice. With great hope I declare Covid-19 over as a global health emergency. (Saya menerima saran itu. Dengan harapan besar saya menyatakan status Covid-19 sebagai darurat kesehatan global telah berakhir)," ujar Tedros melalui cuitannya di Twitter dikutip suara.com, Jumat 5 Maret 2023.
Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril menjelaskan jika dicabutan status pandemi atau PHEIC tidak lantas membuat virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 musnah. Covid-19 tetap ada dan bisa menular hanya saja jadi lebih terkendali.
Persiapan pencabutan status pandemi ini juga akan sesuai dengan Strategi Kesiapsiagaan dan Respon Covid-19 2023-2025 yang telah disiapkan oleh WHO sebagai pedoman negara-negara.
Baca Juga: Kedaruratan Pandemi Berakhir, Legislator Ingatkan Antisipasi Penyakit Menular Lainnya
“Virus Covid-19 masih ada di sekitar kita, sehingga masyarakat harus tetap waspada. Kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta masih memiliki resiko paling tinggi, sehingga vaksinasi harus tetap dilakukan,” jelas dr. Syahril.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?