Suara.com - Penyakit kutil kelamin atau kondiloma akuminata sebaiknya jangan dianggap remeh. Sebab 50 persen pasien penyakit tersebut berpotensi mengalami penyakit ganas seperti kanker serviks.
Kerenanya, penting untuk mengenali gejala juga tanda awal dari penyakit kutil kelamin. Deteksi dini kutil kelamin serta penegakkan diagnosis perlu dilakukan melalui pemeriksaan klinis.
"Jika sudah terkena penyakit ini, maka penderitanya tidak boleh lagi acuh tak acuh, karena sebenarnya pengobatannya terhadap kutil kelamin tergolong sulit dan butuh waktu yang lama," kata dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Anthony Handoko, SpKK., dalam acara temu media di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Terapi yang tepat serta kedisiplinan dalam menjalankan terapi sangat penting dilakukan agar kutil kelamin tidak semakin parah maupun tidak kambuh. Dokter Anthony juga menyarankan, perempuan yang memiliki riwayat kutil kelamin sebaiknya daoatkan booster vaksin HPV agar terhindar dari risiko kanker serviks.
Meski risikonya besar, menurut dokter Anthony masih banyak masyarakat yang terlambat mengobati kutil kelamin ke dokter.
"Hampir semua yang datang untuk berobat sudah dalam kondisi tahap lanjut karena kurang aware, sulit untuk jujur dan terbuka, serta belum punya kesiapan mental untuk melakukan pengobatan," ujarnya.
Penyakit kutil jelamin disebabkan karena infeksi Human Papilloma Virus (HPV) 1. Tipe HPV, yang paling sering mengakibatkan kutil kelamin merupakan tipe 6 dan tipe 11, jumkah kasusnya mencapai 90-95 persen kasus.
Pada data statistik dunia, insiden kutil kelamin dilaporkan 160-289 kasus per 100.000 penduduk per tahun dan kasus baru pada perempuan 76-191 per 100,000 penduduk.
Tipe HPV yang menyebabkan kutil kelamin memang tidak sama dengan tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks. Namun dalam beberapa kasus, ketika kutil kelamin terjadi pada leher rahim atau di dalam vagina, hal itu dapat menyebabkan perubahan serviks (displasia) yang pada akhirnya bisa berujung pada kanker serviks sebagai bentuk komplikasi.
Baca Juga: Skrining Kanker Serviks Diharuskan Walau Sudah Dapat Vaksinasi HPV
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!