Suara.com - Dekubitus masih menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat. Dekubitus atau dalam bahasa Inggris disebut bed sores, adalah luka yang terjadi akibat bagian tubuh tertentu mendapat tekanan berlebih.
Biasanya, penyakit satu ini menyerang orang-orang dengan mobilitas yang rendah, khusus para lansia. Area yang paling sering terjadi dekubitus antara lain tumit, siku, pinggul, dan tulang ekor.
Ketua Tim Kerja Sertifikasi dan Pengawasan Sarana Produksi dari Kementerian Kesehatan Ismiyati, S.Si, Apt., M.Si mengatakan, data kesehatan dekubitus di Indonesia sendiri masih sangat tinggi mencapai 33,3 persen.
Tidak hanya itu, Ismiyati mengatakan, sebanyak 40 persen dekubitus di Indonesia terjadi di rumah. Biasanya dekubitus menyerang area bokong, panggul, serta tumit pada orang-orang mobilitas rendah atau alami stroke.
“Angka dekubitus di Indonesia itu tinggi. Bahkan sebanyak 40 persen itu terjadi di rumah. 54,8 persennya terjadi pada orang stroke karena lumpuh. Biasanya terjadi pada area bokong, panggul, dan tumit,” jelas Ismiyati dalam acara Menuju Nol Luka Dekubitus Lansia dengan Lifree Excretion Care, Rabu (24/5/2023).
Penyebab
Sementara itu, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI), Prof. dr. Kusmarinah Bramono, SpKK(K), PhD mengatakan, kondisi seseorang alami dekubitus sendiri juga bisa terjadi karena berbagai faktor.
Salah satu faktor utamanya yaitu karena kurangnya gerak atau orang dengan mobilitas terganggu. Selain itu, faktor ekonomi juga mendorong seseorang bisa alami dekubitus. Hal ini karena orang tersebut tidak mampu membeli tempat tidur yang baik sehingga berisiko alami dekubitus.
“Faktor dekubitus itu tidak banyak bergerak, mobilitasnya terganggu. Selain itu, ada juga faktor ekonomi juga menentukan, kalau orang nampu, ada tempat tidur khusus mencegah dekubitus,” jelas Prof Kusmarinah.
Baca Juga: 5 Jenis Teh yang Aman Dikonsumsi saat Menstruasi, Ampuh Redakan Nyeri
Faktor lain yang menjadi penyebab dekubitus karena orang yang merawat tidak mengerti penyakit tersebut. Seharusnya, seseorang dengan dekubitus perlu perawat khusus yang bisa mengatasi masalah penyakit tersebut.
Perwakilan PPNI DKI Jakarta, Ns. Harwina Widya Astuti, M.Kep menambahkan, perawatan dekubitus juga perlu dengan menjaga lingkungan. Untuk orang tua yang mengenakan popok juga harus diperhatikan.
Area-area yang rentan dekubitus harus tetap normal, tidak boleh terlalu lembab atau kering. Oleh sebab itu, perawatannya perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
“Biasanya, bertambahnya usia terjadi degeneratif, atau regenerasi sel melambat, nutrisi juga, karena ada lansia yang sakit nafsu makannya turun sehingga sebabkan sakit. Untuk itu penting menjaga lingkungan tidak terlalu lembab atau kering termasuk suhu tubuh demi mencegah dekubitus,” ucap Harwina.
Prof Kusmarinah mengatakan, satu cara ampuh untuk mencegahnya juga yaitu dengan menggunakan popok tipe perekat 2 Pieces Care seperti yang dikeluarkan Lifree. Popok jenis ini dipercaya ampuh menjaga kondisi kulit serta bantu cegah dekubitus.
"Kami juga berkesimpulan bahwa 2 Pieces Care yang memiliki dampak lebih besar terhadap perbaikan kondisi kulit, merupakan salah satu metode yang efektif untuk mencegah risiko terjadinya luka dekubitus,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif