Suara.com - Pelayanan kesehatan jarak jauh alias telemedisin menjadi terobosan penting saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Kini meski pandemi usai, manfaat yang dirasakan berkat telemedisin masih terus dirasakan oleh masyarakat.
Survei terbaru oleh McKinsey & Company mengungkapkan fakta menarik tentang tren telemedisin di Indonesia. Hasil survei Q3 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen masyarakat berencana untuk terus menggunakan telemedisin bahkan setelah pandemi berakhir.
Setidaknya, ada 5 manfaat utama telemedisin yang bisa dirasakan langsung masyarakat, di antaranya:
Akses yang Mudah
Telemedisin membantu orang-orang yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau untuk mendapatkan perawatan medis tanpa perlu perjalanan jauh.
Efisiensi Waktu dan Biaya
Dengan telemedisin, pasien dapat menghemat waktu dan biaya yang sebelumnya digunakan untuk perjalanan ke fasilitas kesehatan.
Pemantauan Kesehatan Kronis
Pasien dengan kondisi kronis dapat memantau kondisi mereka secara terus-menerus, sehingga memungkinkan pengelolaan yang lebih baik.
Baca Juga: Sasar Pasar Korporat, Produk MCU Ini Hadirkan Layanan Faskes Kelas Satu
Kolaborasi Medis
Telemedisin memfasilitasi kolaborasi antarpenyedia layanan kesehatan, memungkinkan konsultasi dengan spesialis dari berbagai lokasi geografis.
Pencegahan Penyebaran Infeksi
Dengan menghindari pertemuan fisik yang tidak perlu, telemedisin membantu mengurangi risiko penyebaran infeksi, yang merupakan keuntungan yang sangat penting, terutama dalam menghadapi situasi pandemi atau ancaman infeksi lainnya.
Terobosan Baru Telemedisin di Indonesia
Besarnya manfaat telemedisin pasca pandemi ini membuat Good Doctor, salah satu start up penyedia layanan kesehatan jarak jauh di Indonesia, siap membuat terobosan baru. CEO Good Doctor Technology, Danu Wicaksana, mengungkapkan tiga perubahan penting dalam perilaku pengguna Good Doctor. Pertama, konsultasi tidak lagi hanya tentang COVID, tetapi juga masalah kesehatan lainnya. Kedua, banyak perusahaan mendukung karyawannya untuk mengakses layanan Good Doctor secara gratis.
"Ketiga, mereka yang menggunakan layanan Good Doctor selama pandemi masih mengandalkan telemedisin bahkan setelah pandemi berakhir karena mereka merasa nyaman dengan layanan tersebut dan sudah menjadi bagian dari layanan kesehatan rutin mereka,” terangnya dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Dalam menghadapi permintaan yang terus meningkat, Good Doctor baru saja mendapatkan investasi seri A senilai 10 juta Dolar AS. MDI Ventures dan Grab bergabung sebagai investor utama. MDI Ventures yakin dengan model bisnis Good Doctor dan potensi pertumbuhannya di pasar lokal.
“Kami mengakui kemajuan yang telah dicapai Good Doctor dan ketahanan model bisnis Good Doctor di Indonesia, khususnya di segmen korporasi. Dedikasi mereka dalam menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses dan berkualitas tinggi dengan memanfaatkan teknologi telah menarik perhatian kami. Kami melihat potensi pertumbuhan yang sangat besar dalam upaya ini,” ujar Donald Wihardja, Chief Executive Officer, MDI Ventures.
Good Doctor, yang kini menjadi startup independen, siap memperluas layanan kesehatan di Indonesia dengan dukungan kuat dari investor terkemuka. Investasi ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
“Kami tetap percaya terhadap kemajuan-kemajuan yang dicapai Danu dan tim Good Doctor di bidang teknologi perawatan kesehatan. Investasi berkelanjutan kami merupakan bukti keyakinan tersebut. Kami melihat sektor teknologi kesehatan di Indonesia sudah siap menghadapi disrupsi dan memiliki potensi, sehingga kami yakin bahwa Good Doctor akan mampu memainkan peran besar dalam proses tersebut,” ujar Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah