Suara.com - Sebelum meninggal dunia, komika Babe Cabita menjalani tindakan transfusi darah akibat penyakit anemia aplastik yang dideritanya.
Dikatakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital Permata Hijau, dr. Muhammad Pranandi, Sp.PD, anemia aplastik adalah salah satu jenis anemia yang terjadi akibat kegagalan dari sumsum tulang memproduksi komponen sel darah seperti sel darah merah atau seluruh komponen darah.
Adapun darah di tubuh manusia terdiri dari beberapa komponen yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
"Hal ini terjadi saat tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru yang tentunya berdampak pada tubuh menjadi mudah serta rentan terhadap infeksi ataupun pendarahan yang tidak terkontrol," ujar dr. Pranandi melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (9/4/2024).
Seperti dalam percakapan terakhir dengan komika Ananta Rispo, Babe Cabita bercerita dirinya tengah menjalani tindakan transfusi darah untuk mengobati penyakit yang dideritanya.
"Belum (sehat), aku baru transfusi darah lagi kemarin," ungkap Babe Cabita saat menjawab pernyataan Rispo seputar kondisi kesehatannya.
Dr. Pranandi membenarkan jika transfusi darah jadi salah satu pengobatan anemia apalstik. Tindakan dokter ini akan disesuaikan dengan derajat keparahan anemia apalstik yang dialami seseorang.
"Transfusi darah bertujuan untuk mempertahankan jumlah sel darah yang cukup untuk mempertahankan sirkulasi tubuh agar tetap sehat," jelas dr. Pranandi.
Tidak hanya itu, ada juga beberapa pengobatan anemia apalstik yang umumnya diterapkan dokter kepada pasiennya, seperti sebagai berikut:
Baca Juga: Deep, Babe Cabita: Daripada Takut Mati Lebih Baik Aku Mempersiapkan Kematian
1. Terapi imunosupresif
Terapi imunosupresif ini merupakan modalitas terapi terpenting untuk sebagian besar pasien anemia aplastik.
"Obat-obatan yang termasuk dalam terapi imunosupresif adalah antithymocyte globulin (ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG) dan siklosporin," paparnya.
2. Stimulan sumsum tulang
Ini merupakan tindakan penggunaan obat-obatan yang merangsang pembentukan koloni granulocyte seperti sargramostim dan filgrastim.
3. Transplantasi sumsum tulang
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif