Suara.com - Psikolog sekaligus konselor mengatakan ibu rentan mengalami depresi setelah melahirkan alias depresi postpartum syndrome. Jenis depresi paling banyak terjadi yaitu baby blues yang ditandai perasaan sedih dan murung berkepanjangan.
Fakta ini juga sesuai dengan catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menemukan terdapat 57 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Data ini menunjukan tingginya kejadian depresi postpartum pada ibu di Indonesia.
Temuan ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus baby blues tertinggi di Asia. Padahal di berbagai negara Asia mencapai 26 hingga 35 persen, sedangkan di Indonesia angka kejadian baby blues di Indonesia berada di angka 50 hingga 70 persen perempuan mengalami depresi postpartum.
“Kondisi sang ibu yang sedih dan murung yang berkepanjangan, tidak bisa bonding dengan anak, emosi yang tidak stabil adalah gejala yang perlu diwaspadai karena tidak sedikit kejadian yang bisa berimbas dengan mencelakakan diri sendiri maupun sang bayi,” ujar Lieke melalui keterangan yang diterima suara.com, Kamis (5/2/2024).
Baby blues biasanya muncul dua hingga tiga hari pertama setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama satu hingga dua minggu. Gejalanya antara lain sang ibu diliputi perasaan cemas, suasana hati yang buruk dan cepat berubah, sering menangis hingga mengalami kesulitan tidur.
Konselor yang berpraktik di Klinik First Care itu menjelaskan 70 persen ibu hamil mengalami baby blue pada satu hari setelah melahirkan. Sehingga suami, keluarga maupun teman di sekitarnya harus melakukan langkah pencegahan dengan siap sedia bertukar pikiran dengan para ibu setelah melahirkan.
Lieke juga mengatakan bertukar pikiran dan berbicara sesama ibu hamil bisa memberikan dukungan emosional. Ini karena baby blues bisa dipengaruhi kondisi fisik dan emosional.
"Kadar hormon estrogen dan progesteron yang menurun drastis memicu terjadinya perubahan hati secara tiba-tiba. Kurangnya istirahat, kelelahan baik secara fisik maupun emosional dalam memicu depresi pasca melahirkan. Maka dari itu dalam merawat sang bayi, peran sang ayah juga harus seimbang terutama menghadirkan kenyamanan bagi ibu saat harus intens merawat bayinya,” jelasnya.
Baby blues adalah kondisi emosional yang umum terjadi pada ibu setelah melahirkan. Ini terjadi karena perubahan hormonal yang drastis yang terjadi setelah persalinan, serta beban fisik dan emosional yang dialami oleh ibu baru. Baby blues biasanya mulai muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama beberapa minggu.
Baca Juga: Kekuatan Zikir dan Doa, Tak Pernah Absen Dilakukan Ibu Pratama Arhan Saat Anaknya Tanding
Gejala baby blues juga bisa beragam, tetapi umumnya meliputi perasaan sedih, kecemasan, mudah tersinggung, kelelahan yang berlebihan, kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, perubahan nafsu makan, dan perubahan suasana hati yang cepat. Ini adalah reaksi alami terhadap perubahan besar dalam kehidupan dan tanggung jawab baru sebagai seorang ibu.
Penyebab baby blues umumnya terkait dengan fluktuasi hormon, penyesuaian dengan peran baru sebagai ibu, kurang tidur, perubahan gaya hidup, serta perasaan tidak aman atau tidak mampu dalam menghadapi tugas-tugas baru yang dihadapi setelah melahirkan.
Umumnya baby blue dianggap sebagai kondisi yang normal dan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, penting bagi ibu baru berbicara tentang perasaan mereka dan meminta bantuan ketika diperlukan bisa membantu mengatasi baby blues.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
Terkini
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan