Suara.com - Psikolog sekaligus konselor Lieke Puspasari menegaskan depresi setelah melahirkan alias postpartum depression (PPD) bisa dialami ibu sebelum ia melahirkan, dan salah satu tandanya tampak gejala baby blues pada ibu hamil.
Lieke mencontohkan peristiwa ini pernah dialami artis Jessica Mila yang merasa khawatir berlebihan bakal mengalami baby blues setelah melahirkan anak pertamanya. Kekhawatiran yang bisa memicu depresi ini dapat memicu takut tidak bisa memberi ASI yang cukup.
"Takut tidak dapat menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya kelak merupakan kekhawatiran yang Mila tuangkan dalam tayangan di media sosial Tiktoknya. Untuk mengatasi rasa khawatir dan ketakutannya tersebut, Mila memilih untuk bercerita dengan sang ibu," ungkap Lieke melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (3/5/2024).
Lieke juga mengingatkan depresi sebelum dan setelah melahirkan ini bukan hanya ditandai dengan baby blues, tapi juga bisa mengarah ke kondisi yang lebih berat, yaitu PPD dengan tingkat kecemasan yang lebih kuat dan dapat terjadi pada kelahiran selanjutnya.
"Untuk penanganan PPD, baik pada ibu ataupun ayah dapat dengan melakukan konselor kepada tenaga medis di bidang kesehatan mental seperti konselor, psikolog ataupun psikiater. Ibu juga perlu berkonsultasi dengan dokter obgyn untuk mengidentifikasi gejala depresi dan melakukan perawatan," papar Lieke.
Tidak hanya itu, ada juga kondisi depresi setelah melahirkan yang disebut psikosis postpartum. Ini adalah kondisi psikologis dengan gejala yang lebih buruk dari PPD dan tergolong penyakit mental. Meski jarang terjadi, namun psikosis post partum dapat terjadi pada siapa saja yang baru melahirkan, terutama pada ibu dengan riwayat kondisi kesehatan mental tertentu.
“Selain baby blues dan PPD, depresi postpartum yang terakhir adalah psikosis postpartum. Dimana depresi ini telah tergolong sebagai penyakit mental serius. Psikosis postpartum dapat terjadi dengan cepat dalam kurun waktu 3 bulan pertama setelah melahirkan," jelas Lieke.
"Pada kasus psikosis postpartum, gejala yang umum terjadi adalah halusinasi, perubahan mood ekstrim, mood manic, bingung, curiga dan takut, delusi, menjadi agresif, paranoid hingga berencana untuk menyakiti diri sendiri maupun bayi,” sambungnya.
Pentingnya support system ibu hamil dan menyusui
Perlu diketahui, periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah waktu yang tepat untuk membentuk bonding atau kelekatan emosional antara ibu dan bayinya. 1.000 hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. Oleh karena itu penting pada periode ini untuk memperhatikan tidak hanya asupan gizi ibu namun kesehatan psikologisnya.
Ketika memasuki masa persalinan, dukungan emosional dari orang terdekat menjadi penting untuk dapat mengenali lebih awal kondisi psikologis ibu. Jika kondisi psikologis ini tidak diperhatikan, perubahan suasana hati ibu yang naik turun membuat pembentukan bonding jadi kurang optimal.
“Dukungan orang terdekat menjadi sangat krusial dalam mencegah depresi pasca persalinan bagi seorang ibu. Selama periode ini, kesehatan mental sang ibu sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan erat dengan kesehatan fisik bayi yang dirawatnya, apalagi di masa tersebut kesehatan fisik ibu juga masih dalam pemulihan,” jelas Lieke
Perlu diketahui jika depresi postpartum bukanlah sebuah bentuk kekurangan atau kelemahan seorang ibu. Terkadang hal tersebut terjadi karena komplikasi melahirkan. Ketika terlihat ibu mengalami gejala depresi postpartum, keluarga dan pasangan dapat segera memberikan perawatan pada ibu.
"Pentingnya dukungan pasangan sejak awal kehamilan, memberikan perhatian kepada pasangan dapat mengurangi stress yang ibu alami," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru