Suara.com - Hoarding disorder ramai menjadi perbincangan usai viral video anak kos menimbun sampah di dalam kamar.
Video yang memperlihatkan anak kos menimbun sampah tersebut salah satunya dibagikan akun @pkukini. Diduga, peristiwa tersebut terjadi di Pekanbaru, namun tidak disebutkan lokasi persisnya.
Tampak dalam video yang dibagikan sampah berserakan di dalam kamar kosnya. Warganet menyebut perilaku anak kos sebagai Hoarding disorder.
Mengutip dari laman Siloam Hospital, hoarding disorder merupakan perilaku gemar menimbun benda-benda yang sudah kotor atau rusak.
Ciri-ciri atau gejala hoarding disorder mudah dikenali. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sejumlah gangguan kesehatan mental, seperti obsessive-compulsive disorder (OCD), skizofrenia, dan depresi.
Sayang penderitanya tidak menyadarinya. Mereka merasa barang itu akan berguna di kemudian hari.
Namun, hoarding disorder menjadi masalah bila barang yang dihimpun tambah banyak dan dianggap menganggu. Hoarding disorder bisa diobati. Simak gejala dan cara mengatasinya.
Gejala
Menimbun barang yang tidak memiliki nilai ekonomi, seperti amplop, surat-surat tagihan yang tidak terpakai.
- Enggan membuang barang yang sudah rusak, kotor, atau tidak diperlukan lagi.
- Tidak suka bila ada orang yang membersihkan tumpukan barangnya.
- Merasa sangat terikat (secara ekstrem) terhadap barang-barang tersebut dan tidak memperbolehkan orang lain menyentuh atau meminjamnya.
- Sering merasa cemas saat akan membuang barang yang tidak diperlukan.
- Merasa tertekan bila barang miliknya disentuh oleh orang lain.
- Timbunan barang mengganggu fungsi ruangan rumah.
- Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti memasak dan membayar tagihan.
- Cenderung menjauhkan diri dari keluarga dan teman-temannya.
Baca Juga: Kenali Gejala Hoarding Disorder Yang Kadang Kerap Tak Disadari Penderitanya
Penyebab
- Tinggal sendirian.
- Tidak menikah.
- Memiliki riwayat masa kecil yang kekurangan, atau memiliki masalah terhadap anggota keluarga lainnya.
- Tidak diajarkan bagaimana cara memilah dan memprioritaskan barang.
- Terdapat keluarga dengan riwayat heading disorder.
- Pernah ditinggalkan oleh orang yang disayang.
- Pernah atau sedang mengalami masalah ekonomi.
- Pernah kehilangan harta benda akibat bencana, kebakaran, atau hal lain.
- Mengalami gangguan kognitif.
Barang yang Dihimpun
- Koran dan majalah.
- Buku.
- Pakaian.
- Selebaran dan surat, termasuk surat yang tidak terpakai.
- Tagihan dan kwitansi.
- Wadah, termasuk kantong plastik dan kotak kardus.
- Perlengkapan rumah tangga.
Cara mengatasi
- Memilah dan mengelompokkan barang-barang menjadi beberapa kategori, misalnya “dibuang’, “disimpan”, “didaur ulang”, dan lain-lain.
- Membuang benda yang tertimbun secara bertahap, misalnya dimulai dari 5 barang per hari.
- Menyumbangkan barang layak pakai kepada orang yang membutuhkan.
- Meletakkan tempat sampah di setiap ruangan.
- Tarik napas dalam-dalam setiap merasa tegang atau tidak nyaman saat membuang barang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara