Suara.com - Studi terbaru mengungkapkan bahwa ada hubungan timbal balik antara diabetes tipe 2 dan asma. Studi menyebut individu dengan diabetes hampir dua kali lebih berisiko terkena asma dan orang dengan asma memiliki peluang 28 persen lebih tinggi mengalami diabetes.
"Namun, bukti yang menghubungkan keduanya dan mekanisme di balik hubungan ini masih belum jelas, yang menyoroti perlunya penelitian komprehensif mengenai hubungan keduanya," kata Dr. Nam Nguyen, pemimpin penelitian tersebut, melansir Antara, Rabu (11/9/2024).
Angka asma dan diabetes tipe 2, keduanya merupakan masalah kesehatan umum, secara global, sedang meningkat.
"Kondisi ini berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang dan diperkirakan akan menciptakan beban medis dan ekonomi yang semakin meningkat," ujarnya.
Untuk memperkirakan keterkaitan antara asma dan diabetes, para peneliti melakukan meta-analisis yang melibatkan data dari 17 juta peserta dari 14 studi dan tinjauan sistematis terhadap empat basis data jurnal medis.
Para peneliti menyampaikan, hasil studi menunjukkan bahwa asma dan diabetes memiliki hubungan timbal balik.
Menurut hasil studi, individu dengan asma 28 persen lebih mungkin mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang tidak kena asma.
Individu dengan diabetes tipe 2 hampir dua kali lebih mungkin (83 persen lebih mungkin) terserang asma dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami diabetes tipe 2.
Hasil studi juga menunjukkan bahwa hipertensi dan dislipidemia (kadar lemak darah yang tidak sehat seperti kolesterol) merupakan faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko asma dan diabetes tipe 2.
Keparahan asma dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi, dengan risiko yang meningkat seiring dengan keparahan. Namun, durasi asma tidak dihubungkan dengan risiko diabetes tipe 2.
Dr. Nguyen mendorong pasien dengan diabetes tipe 2 atau asma lebih waspada dan menekankan perlunya strategi pencegahan.
Strategi pencegahan bagi pasien asma meliputi skrining pra-diabetes dan penanganan kondisi tersebut sejak dini untuk mencegah munculnya diabetes tipe 2.
Peneliti juga menyarankan penggunaan kortikosteroid sistemik secara hati-hati, yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes.
Berita Terkait
- 
            
              Bukan Cuma Bikin Enak, 8 Makanan Fermentasi Ini Ternyata Pahlawan Buat Usus Sehat
 - 
            
              Bukan Cuma Soal Uang atau Jabatan: Apa Sih Sebenarnya Bahagia Itu?
 - 
            
              Kulit Glowing Bukan Cuma dari Skincare, 5 Suplemen Terbaik untuk Kecantikan dari Dalam
 - 
            
              Saat Kata-kata Tak Lagi Cukup: Kenalan Sama 'Art Therapy', Jurus Ampuh Lawan Stres
 - 
            
              Terjebak dalam Kritik Diri, Saat Pikiran Jadi Lawan Terberat
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara