Suara.com - Bacterial vaginosis atau BV merupakan infeksi vagina yang terjadi akibat ketidakseimbangan jumlah bakteri alami (flora normal) di dalam vagina. Meski menjadi permasalahan umum, namun ternyata hal tersebut memiliki dampak yang begitu besar jika terjadi saat kehamilan.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, Dr. dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG, menjelaskan BV dapat meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, dan infeksi di masa nifas.
"Infeksi akan menimbulkan peradangan. Peradangan inilah yang menyebabkan kontraksi prematur pada rahim, sehingga hasil kehamilan bisa keluar,” terang dr. Leo dalam diskusi ilmiah di Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Bidan Indonesia (PIT IBI) 2024 belum lama ini.
Disebut abortus bila usia kehamilan <28 minggu, dan disebut premature bila usia khamilan >28 minggu tapi belum waktunya yaitu usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Selain itu, infeksi BV juga bisa naik hingga ke organ reproduksi yang lebih dalam.
Jika sudah begitu kata dr. Leo, hal ini bisa menyebabkan koriamnionitis ataupun endometritis. Koriamnionitis adalah infeksi serius intra-amnion yang terjadi pada rahim, kantung ketuban, bahkan bisa mengenai janin. Adapun endometritis adalah infeksi pada lapisan dinding rahim.
"Dengan pemeriksaan rutin, BV bisa ditemukan sedini mungkin, sehingga pengobatan bisa segera dilakukan. Ibu hamil perlu memberitahukan segala keluhan ke bidan atau dokter kandungan," tegas dr. Leo.
Peranan Probiotik
Pengobatan BV dilakukan dengan pemberian antibiotik oleh dokter, dalam dosis dan jangka waktu tertentu. Ini, kata dia adalah pengobatan lini pertama.
Untuk terapi suportif, ibu hamil juga bisa mengonsumsi probiotik. Menurut penelitian, angka kekambuhan BV cukup tinggi, mencapai 80%. Ada penelitian menarik yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur.
Baca Juga: Protein Hewani: Golden Ticket Menuju Masa Depan Anak Cerdas
"Penelitian tersebut menemukan, ternyata pemberian probiotik sebagai tambahan dari terapi standar pada pasien BV memberikan manfaat yang sangat baik. Angka kesembuhan lebih tinggi dan angka kekambuhan lebih rendah bila dibandingkan dengan hanya dengan antibiotik," papar dr. Leo.
Efek sampingnya pun tidak bermakna, setara dengan pengobatan standar (antibiotik saja). Penelitian yang dilakukan oleh Rongdan Chen, dkk (2002) pun menemukan hasil serupa.
Berdasarkan studi meta-analisis terhadap 14 studi acak terkontrol (Randomized Controlled Study/RCT), probiotik memiliki peranan positif sebagai terapi tambahan dalam pengobatan BV.
Probiotik sendiri adalah mikroorganisme hidup yang ketika dikonsumsi, memberikan manfaat bagi kesehatan. Ada banyak syarat untuk suatu produk bisa disebut sebagai probiotik.
Antara lain: bisa mencapai usus dalam keadaan hidup, telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah aman dan memberikan efek positif terhadap kesehatan, tidak akan berubah sifat menjadi jahat, dan tidak menimbulkan resistansi antibiotik.
Yakult yang mengandung 6,5 miliar L. casei Shirota strain, telah lulus semua syarat tersebut, dan menjadi pelopor probiotik. Hal inilah yang melatarbelakangi IBI dengan Yakult.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi