Suara.com - Berbicara tentang penyakit, salah satu penyakit yang banyak diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia saat ini adalah asam lambung. Penderita asam lambung akan merasakan rasa terbakar di dada. Di Indonesia, ada sekitar 4,9% penduduk atau 30.154 kasus menderita penyakit asam lambung.
Menurut informasi dari idikabbanyumas.org, penyakit asam lambung terjadi ketika otot di bagian bawah kerongkongan (sfingter esofagus bagian bawah) melemah, sehingga tidak dapat menutup saluran ke kerongkongan dengan baik setelah makanan masuk ke lambung. Akibatnya, asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan berbagai gejala.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banyumas saat ini adalah dr. M. Zaenuri S. Hidayat, Sp.FM(K). Ia menjabat sebagai ketua IDI Banyumas dan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi serta seminar kesehatan di wilayah tersebut. IDI Kabupaten Banyumas akan fokus untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesi kedokteran, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan.
IDI Kabupaten Banyumas mengadakan program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter. Selain itu, IDI Kabupaten Banyumas melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyebab utama penyakit asam lambung dan obat yang disarankan untuk pasien.
Apa saja penyebab terjadinya penyakit asam lambung?
Dilansir dari https://idikabbanyumas.org, penyakit asam lambung atau GERD Berikut adalah beberapa penyebab dan faktor utama yang berkontribusi terhadap penyakit ini meliputi:
1. Kebiasaan dan pola makan
Kebiasaan dan pola makan adalah penyebab utama asam lambung. Mengonsumsi makanan pedas, asam, berlemak, atau bergas dapat menyebabkan produksi asam lambung yang berlebihan. Makan dalam porsi besar atau terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat menyebabkan gejala.
2. Obesitas atau kelebihan berat badan
Baca Juga: Mengenal Perawatan Kecantikan dengan Teknologi Monopolar RF, Jadikan Kulit Lebih Awet Muda
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut Anda dan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan. Setiap hari, sebaiknya untuk rutin berolahraga ringan dan mempertahankan berat badan.
3. Kehamilan
Pada wanita, Perubahan hormonal dan tekanan yang dialami janin dapat menyebabkan LES menjadi kurang efektif dalam mencegah refluks. Agar tetap sehat, ibu hamil harus mengonsumsi buah-buahan dan multivitamin.
4. Faktor usia
Risiko refluks asam meningkat karena otot-otot yang mengendalikan LES dapat melemah seiring bertambahnya usia. Untuk mengurangi gejala penyakit asam lambung, orang dewasa dan lansia harus tetap menjaga pola makan dan gaya hidup sehat.
Apa saja obat yang tepat untuk dikonsumsi saat mengalami asam lambung?
Berita Terkait
-
Kenali Penyebab Serangan Jantung, IDI Banjarnegara Berikan Informasi Pengobatan
-
7 Obat Alami Efektif untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh
-
Bukan Cuma ke Penjual Es, Gus Miftah Juga Hina Dokter hingga Didesak Minta Maaf ke IDI
-
Seni Meronce Manik-Manik: Jalan Menuju Pemahaman Emosi dan Kesehatan Mental
-
Dampak Beauty Standard Media Sosial terhadap Kepercayaan Diri Anak Muda
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak