Suara.com - Mengonsumsi suplemen vitamin kerap dianggap solusi cepat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian. Namun, tidak semua suplemen aman bagi tubuh.
Beberapa suplemen vitamin yang umum dikonsumsi justru bisa mengganggu kesehatan pencernaan dan berdampak negatif jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Menurut laporan Times of India yang dikutip dari Antara, Sabtu (5/4/2025), sejumlah suplemen vitamin ternyata bisa merusak sistem pencernaan secara diam-diam.
Usus yang seharusnya menjadi pusat kesehatan tubuh—berperan dalam pencernaan, imun, hingga suasana hati bisa terganggu jika terkena zat-zat sintetis dari suplemen tertentu.
Seorang dokter naturopati, Janine Bowring mengatakan bahwa tiga jenis suplemen vitamin yang perlu diwaspadai karena berpotensi menyebabkan iritasi usus dan menurunkan fungsi organ lain. Berikut penjelasannya:
1. Multivitamin Sintetis
Banyak produk multivitamin di pasaran mengandung bahan sintetis. Jika dalam daftar komposisinya terdapat Vitamin A (Retinyl Palmitate) atau Vitamin B6 (Pyridoxine Hydrochloride), itu adalah sinyal bahaya.
Kandungan buatan ini lebih sulit diurai tubuh dan dapat menimbulkan masalah seperti iritasi usus, ketidakseimbangan bakteri baik, hingga membebani fungsi hati.
Sebagai alternatif, pilih multivitamin alami berbasis makanan utuh yang lebih ramah untuk sistem pencernaan. Selain itu, upayakan memenuhi kebutuhan vitamin dari sumber alami seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
2. Vitamin B12 Sintetis
Vitamin B12 sangat penting untuk produksi energi dan kesehatan sistem saraf. Namun, bentuk sintetisnya, seperti cyanocobalamin, mengandung komponen sianida dalam dosis kecil.
Bila dikonsumsi rutin, bisa mengganggu fungsi detoksifikasi tubuh serta memperburuk kondisi usus dan hati, terutama jika tubuh sedang dalam kondisi stres.
Pilihlah vitamin B12 alami seperti methylcobalamin atau hydroxocobalamin yang lebih mudah diserap tubuh. Konsumsi makanan tinggi B12 seperti telur, ikan, produk susu, dan makanan fermentasi juga dianjurkan untuk mendukung kesehatan usus.
3. Magnesium Stearat
Meski bukan vitamin, magnesium stearat adalah zat tambahan yang umum dalam suplemen. Fungsinya membantu proses produksi pil, namun dapat membentuk biofilm dalam usus yang menghambat penyerapan nutrisi. Ini juga berpotensi menurunkan efektivitas probiotik dan merusak pelindung usus.
Pilihlah suplemen tanpa bahan pengisi seperti magnesium stearat, titanium dioksida, atau pewarna buatan. Label bertuliskan “bebas zat aditif” atau “label bersih” bisa jadi acuan dalam memilih produk yang lebih aman untuk kesehatan usus.
Mengandalkan suplemen sintetis secara berlebihan bisa membawa risiko tersembunyi bagi tubuh. Untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat, utamakan nutrisi dari makanan segar dan alami.
Jika ragu, konsultasikan dengan ahli gizi atau praktisi medis untuk memastikan jenis suplemen yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Cara Meningkatkan Kadar Vitamin D Tanpa Harus Berjemur
Kebutuhan Vitamin D harian umumnya bisa dipenuhi hanya dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10 hingga 30 menit. Namun, saat cuaca sering mendung atau hujan, paparan sinar matahari jadi sulit didapat.
Dalam kondisi tersebut, penting untuk mengetahui alternatif cara meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.
Mengutip laporan Sciencedaily, ada tiga cara mudah yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, terutama bagi masyarakat yang jarang terpapar sinar matahari.
1. Konsumsi Makanan Kaya Vitamin D
Beberapa jenis ikan seperti salmon, sarden, tuna, nila, halibut, udang, dan kerang dikenal mengandung vitamin D tinggi. Selain itu, minyak ikan cod, telur, dan daging sapi juga bisa menjadi sumber tambahan vitamin D.
Bagi vegetarian, jamur menjadi alternatif alami yang kaya vitamin D. Makanan olahan yang sudah difortifikasi seperti susu, sereal, sari buah, dan yoghurt juga dapat membantu meningkatkan asupan vitamin ini.
Perlu diingat, karena vitamin D larut dalam lemak, konsumsi sebaiknya disertai dengan makanan berlemak sehat agar penyerapannya lebih optimal.
2. Gunakan Lampu Ultraviolet B (UVB)
Cahaya UVB dari matahari memicu produksi vitamin D dalam tubuh. Untuk mengganti paparan matahari, lampu UVB bisa menjadi solusi. Beberapa lampu LED tertentu bahkan diklaim lebih efektif dalam merangsang produksi vitamin D dari kulit dibandingkan sinar matahari langsung.
Namun, sebelum menggunakan terapi ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Hal ini penting karena faktor usia dan kadar melanin pada kulit bisa memengaruhi efektivitas penyerapan vitamin D melalui sinar UVB.
3. Konsumsi Suplemen Vitamin D3
Tubuh manusia memproduksi vitamin D3, sementara tumbuhan seperti jamur menghasilkan vitamin D2. Berdasarkan hasil penelitian, vitamin D3 lebih efektif diserap tubuh dibandingkan D2.
Kini, tersedia berbagai produk suplemen vitamin D3 vegan dalam bentuk kapsul, bubuk, semprotan, hingga permen karet. Ini bisa menjadi alternatif yang praktis bagi mereka yang sulit mendapatkan cukup sinar matahari atau tidak bisa mengandalkan makanan sebagai sumber utama vitamin D.
Meski sinar matahari tetap menjadi sumber terbaik, berbagai cara seperti mengatur pola makan, menggunakan lampu UVB, dan mengonsumsi suplemen bisa menjadi solusi efektif untuk menjaga kadar vitamin D dalam tubuh tetap optimal meski cuaca tidak bersahabat.
Berita Terkait
-
4 Serum Ekstrak Lemon yang Ampuh Bikin Wajah Cerah Seketika, Kaya Vitamin C
-
Rahasia Kulit Glowing Terbongkar: Mengapa Kolagen Jadi Tren yang Mendunia?
-
4 Toner dengan Eggplant Kaya Vitamin E, Hempas Flek Hitam & Bekas Jerawat
-
3 Moisturizer Wardah Cocok untuk Kulit Berminyak dan Kusam: Bikin Wajah Cerah & Anti Minyak!
-
Kulit Cerah Alami dengan 4 Rekomendasi Toner Raspberry Kaya Vitamin C
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif