Suara.com - Apa itu gerakan ayah mengantar anak sekolah? Pertanyaan ini mulai ramai muncul sejak pemerintah melalui BKKBN merilis surat edaran khusus tentang pentingnya peran ayah di hari pertama masuk sekolah.
Gerakan ayah mengantar anak sekolah ini bukan sekadar ajakan manis penuh simbolisme, tetapi sebuah dorongan untuk menghidupkan kembali peran ayah yang lebih aktif dalam pengasuhan anak.
Sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya: mengapa hanya ayah? Bukankah pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama?
Justru dari sinilah gerakan ayah mengantar anak sekolah menemukan pijakan utamanya.
Yaitu, untuk menyadarkan bahwa dalam praktik sehari-hari, keterlibatan ayah masih jauh dari seimbang jika dibandingkan dengan ibu.
Apa itu Gerakan Ayah Mengantar Anak Sekolah?
Gerakan ayah mengantar anak sekolah merupakan kampanye nasional yang dimulai dari lingkup aparatur sipil negara (ASN) dan diharapkan menular ke masyarakat umum.
Lewat Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025, Kepala BKKBN yang juga menjabat sebagai Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, mengimbau agar para ayah turut mengantar anak mereka ke sekolah di hari pertama tahun ajaran baru.
Meski terlihat sederhana, gerakan ini menyimpan nilai simbolik yang sangat besar. Dalam keseharian, peran ayah sering kali terpinggirkan dalam urusan mengantar anak atau menghadiri kegiatan sekolah.
Gerakan ini ingin memecah pola pikir tersebut dan mendorong partisipasi aktif dari ayah, setidaknya pada momen penting seperti hari pertama sekolah.
Baca Juga: 5 Pilihan Sepatu Terbaik untuk Anak Sekolah, Brand Lokal Kualitas Internasional
Latar Belakang dan Tujuan
Ada alasan kuat di balik lahirnya gerakan ayah mengantar anak sekolah ini. Berdasarkan data UNICEF tahun 2021, sekitar 20,9% anak di Indonesia hidup dalam kondisi fatherless, baik secara fisik maupun emosional.
Bahkan, hanya sekitar 37% anak usia dini yang diasuh oleh kedua orang tua biologis. Ini menjadi peringatan serius tentang ketidakhadiran figur ayah dalam masa tumbuh kembang anak.
Melalui gerakan ayah mengantar anak sekolah, pemerintah ingin membangun kesadaran bahwa kehadiran ayah memiliki dampak besar terhadap perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak.
Hari pertama masuk sekolah menjadi simbol awal perjalanan baru, dan kehadiran ayah di momen tersebut diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan aman pada anak.
Di sisi lain, gerakan ini juga menjadi bagian dari Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang lebih luas, mencakup program seperti konseling keluarga, kampung ayah teladan, hingga Sekolah Bersama Ayah (SEBAYA). Tujuannya jelas: mewujudkan pengasuhan kolaboratif yang lebih setara.
Simbol Budaya Pengasuhan
Gerakan ayah mengantar anak sekolah bukan hanya rutinitas sesaat. Ini adalah simbol pergeseran budaya pengasuhan yang selama ini terlalu berpusat pada ibu.
Berita Terkait
-
5 Pilihan Sepatu Terbaik untuk Anak Sekolah, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
Sedih, Dua Sekolah ini Hanya Dapat 1 Murid di Tahun Ajaran Baru
-
Dukung Anak Tampil Percaya Diri Sejak Dini, Mulai dari Pilihan Pakaiannya!
-
Sediakan Kuota 4.932 Kursi, Pemprov Jakarta Mulai Uji Coba Sekolah Swasta Gratis Hari Ini
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
VELYS Robotic-Assisted: Rahasia Pemulihan Pasca Operasi Lutut Hanya dalam Hitungan Jam?
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Kota Paling Bersih dan Sehat di Indonesia? Kemenkes Umumkan Penerimanya Tahun Ini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit