Suara.com - Varises tidak hanya bisa terjadi di kaki tapi juga organ lain seperti anus yang disebut ambeien. Ini karena varises maupun ambeien sama-sama penyakit yang disebabkan akibat pembuluh darah vena yang membesar.
Fakta ini dijelaskan Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular Primaya Hospital Bekasi Timur dr. Andreas Andri L, SpB, SpB(K) yang menjelaskan ambeien merupakan vena yang mengalami penurunan atau pembesaran karena mengalami gangguan anatomi.
"Jadi istilahnya seperti bahasanya anjlok, sehingga venanya itu akan turun dan membesar, jadi yang disebut dengan ambeien atau wasir itu adalah pembuluh darah vena, jadi bisa masuk golongan varises," ujar dr. Andreas dalam acara peluncuran layanan Cardiovascular Center di Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan varises juga disebut sebagai kelainan klep alias katup pembuluh darah vena yang alami kebocoran sehingga tidak bisa menutup sempurna. Sehingga vena yang bertugas membawa naik darah ke jantung, malah membuat darah turun lagi ke bawah.
"Dan makin lama makin membesar, melebar, akhirnya berkelok-kelok yang kita lihat sebagai varises," ujar dr. Andreas.
Dokter yang menempuh pendidikan Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular di Universitas Airlangga itu menambahkan bukan cuma di kaki dan anus, varises juga bisa terjadi di esofagus atau kerongkongan yang bisa berisiko perdarahan.
Kondisi tersebut dalam istilah medis disebut sebagai varises esofagus, yang terjadi akibat tekanan dari liver yang alami kerusakan seperti cirrhosis hepatis atau sirosis hati.
"Cirrhosis hepatis sehingga tekanan di venanya menjadi besar dan pembuluh darah vena di kerongkongan itu membesar dan sewaktu-waktu kalau pecah bisa menyebabkan perdarahan," jelas dr. Andreas.
Di sisi penanganan meski sama-sama masuk kategori varises maka perlu subspesialis bedah tersendiri untuk melakukan pembedahan berdasarkan lokasi di tubuh. Ia mencontohkan varises di kaki bisa ditangani dokter bedah umum, vaskular atau toraks.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Penanganan Wasir atau Ambeien di Indonesia
Contohnya seperti dr. Andreas yang bernaung di Cardiovascular Center sekaligus untuk memperkuat Brain & Spine Center sebagai one stop solution untuk penanganan penyakit otak, saraf, dan tulang belakang di Primaya Hospital Bekasi Timur.
Sedangkan khusus varises di anus atau ambeien membutuhkan penanganan bedah umum atau bedah digestif, yaitu kedokteran yang berfokus pada penyakit, gangguan, dan cedera organ pada sistem pencernaan.
"Sedangkan varises esofagus yang pecah biasanya dokter penyakit dalam atau dokter digestif yang menangani endoskopi, jadi dengan alat dimasukkan ke dalam kerongkongan nanti dilihat bagian mana yang berdarah itu akan dimatikan. Jadi penanganannya berbeda-beda," papar dia.
Adapun dari tiga jenis varises ini menurut dr. Andreas varises esofagus bisa lebih berbahaya karena menyebabkan perdarahan di saluran cerna atau hematemesis melena. Kondisi ini ditandai dengan buang air besar hingga muntah darah yang menghitam.
"Kenapa bisa jadi hitam? Karena darah itu bercampur dengan asam lambung makanya berubah warnanya jadi hitam, itu sangat berbahaya bisa menyebabkan pasiennya mengalami syok, biasanya didahului dengan kerusakan liver," sambung dr. Andreas.
Lalu dari sisi faktor risiko penyebab varises esofagus karena disebabkan faktor gangguan kelainan liver. Sedangkan ambeien bisa dipicu faktor keturunan, makanan kurang serat sehingga buang air besar lebih jarang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi