Menurutnya, keretakan hubungan keduanya lantaran perbedaan dalam memilih capres 2024. Bahkan selama tiga bulan terakhir mereka tidak berkomunikasi. Surya Paloh mendukung Anies Baswedan sebagai capres bahkan telah deklarasi, sedangkan Jokowi mendukung Ganjar Pranowo. “Dan saat ini pasca pertemuan Luhut, Surya Paloh akhirnya bertemu dengan Jokowi kembali untuk, kelihatannya sama-sama menyamakan persepsi terkait dukung mendukung atau soal pencapresan,” katanya.
Petinggi NasDem Temui Gerindra-PKB
Di hari yang sama saat Surya Paloh ke Istana Jakarta bertemu Jokowi, jajaran petinggi NasDem juga bertandang ke Sekretariat Bersama Gerindra-PKB. Manuver politik NasDem itu mengejutkan banyak pihak.
Kamis, 26 Januari menjadi hari paling sibuk bagi partai NasDem. Terlihat Wakil Ketua DPP Partai NasDem Ahmad Ali, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya hingga Fauzi Amro menyambangi Sekber Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. "Kami hanya mau minum kopi enak, hehe," ujar Ali berseloroh kepada wartawan di lokasi.
Meski Partai NasDem mengaku tetap setia dengan Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024, namun mereka juga tidak menampik menyiapkan alternatif untuk membuat koalisi di luar PKS dan Demokrat.
Alternatif itu, bakal dilakukan jika dalam penjajakan koalisi sebelumnya terlalu banyak persyaratan yang tak bisa terpenuhi. "Nah, itu yang sebenarnya NasDem lihat. Ketika kemudian ini terhambat dengan persyaratan yang tidak mungkin kami penuhi, tentunya kami harus punya alternatif-alternatif," kata Ali.
Di hari yang sama, Surya Paloh dipanggil Jokowi ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni membenarkan pertemuan tersebut. "Beliau (Surya Paloh) dipanggil bapak presiden mendadak," kata Sahroni kepada Suara.com, Jumat (27/1).
Sahroni menyampaikan, pertemuan tersebut bukan karena Surya Paloh berinisiatif menyambangi Istana. Namun hal itu terjadi karena memang Jokowi yang memanggil.
Adapun ketika ditanya panggilan mendadak Jokowi tersebut membahas perihal apa, Sahroni mengaku tidak mengetahuinya. "Tapi saya enggak tahu isi pertemuannya apa karena saya enggak ikutan," pungkasnya.
Baca Juga: Soal Perjanjian Politik Prabowo-Anies, Demokrat: Anies Komit Dengan Janji, Lihat Saja Di Jakarta
_______________
Tim Liputan Bagaskara Indiansyah dan Novian Ardiansyah
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024