Suara.com - Polemik sistem pemilihan umum atau pemilu yang akan diterapkan dalam Pemilu 2024 mendatang telah menuai perdebatan. Adapun sempat mencuat wacana bahwa beberapa pihak partai politik mengajukan sistem pemilu proporsional tertutup.
Sebagai informasi bahwa sebelumnya, Indonesia menganut sistem pemilu terbuka yakni sistem yang memberikan kesempatan bagi pemilih untuk memilih berdasarkan nama calon legislatif yang tersedia.
Kini, pihak Partai PDI Perjuangan tengah berdebat panas dengan Partai Demokrat mengenai sistem tersebut. Adapun debat sempat dimulai kala mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mulai tertarik dengan bahasan tersebut.
"Saya mulai tertarik dengan isu penggantian sistem pemilu, dari sistem proporsional terbuka menjadi sistem proporsional tertutup. Informasinya, Mahkamah Konstitusi (MK) akan segera memutus mana yang hendak dipilih dan kemudian dijalankan di negeri ini. Sebelum yang lain, dari sini saya sudah memiliki satu catatan," tulis SBY dalam keterangannya dikutip Minggu (19/2/2023).
SBY lebih lanjut mewanti-wanti bahwa lembaga pemerintahan yang kini tengah berkuasa tak patut mengubah sistem pemilu sesuai keinginannya.
"Menurut saya, lembaga-lembaga negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif tidak boleh begitu saja menggunakan kekuasaan (power) yang dimilikinya dan kemudian melakukan perubahan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan 'hajat hidup rakyat secara keseluruhan'," lanjutnya.
Sekjen PDIP: SBY tak paham 'jas merah'
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto melayangkan kritik terhadap respon SBY terhadap wacana pemilu proporsional tertutup.
Hasto lebih lanjut menyindir bahwa SBY dahulu pada Pemilu 2008 pernah mengubah sistem pemilu proporsional tertutup ke proporsional terbuka mendekati waktu Pemilu yang notabene tidak boleh ada perubahan mendadak.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Singgung-singgung SBY, Demokrat Pertanyakan Kabar Harun Masiku
“Pak SBY kan tidak memahami jas merah. Pak SBY lupa bahwa pada bulan Desember 2008, dalam masa pemerintahan beliau, justru beberapa kader Demokrat yang melakukan perubahan sistem proporsional tertutup menjadi terbuka melalui mekanisme judicial review. Dan itu hanya beberapa bulan, sekitar 4 bulan menjelang Pemilu yang seharusnya tidak boleh ada perubahan,” kata Hasto dalam keterangannya dikutip Senin (20/2/2023).
Bahkan, lebih lanjut Hasto menuding langkah SBY tersebut demi mendongkrak suara Partai Demokrat di Pemilu.
“Sehingga dengan melakukan segala cara akhirnya Partai Demokrat mengalami kenaikan 300 persen, bayangkan dengan PDI perjuangan yang ketika berkuasa, kenaikannya hanya 1,5 persen," kata Hasto.
Wasekjen Demokrat balas Sekjen PDIP
Wakil Sekretaris Jendetal Partai Demokrat Irwan Fecho blak-blakan mengkritik pernyataan Sekjen PDIP itu. Irwan menilai bahwa Hasto justru yang ngotot ingin mengubah sistem Pemilu kembali menjadi proporsional tertutup dengan alasan pribadi tertentu.
"Saya curiga Hasto ngebet sekali dorong proporsional tertutup karena dia sangat trauma dengan kasus Harun Masiku. Dia bahkan nggak bisa bedakan mana kehendak rakyat, mana kehendak elite. Pesan Pak SBY jelas sekali, tanya dulu kehendak rakyat!" kata Irwan dalam keterangannya, Senin (20/2/2023).
Tag
Berita Terkait
-
Hasto Kristiyanto Singgung-singgung SBY, Demokrat Pertanyakan Kabar Harun Masiku
-
Sepak Terjang Jakarta LavAni, Klub Voli SBY yang Juara Putaran Kedua Proliga 2023
-
Demokrat Balas Sindirian Hasto PDIP Ke SBY Soal Sistem Pemilu: Ngebet Ubah Karena Trauma Kasus Harun Masiku
-
Demokrat dan PDIP Memanas, Hasto: Pemilu Era SBY Bikin Partai Digerakkan Kapital
-
Hasto PDI Perjuangan Balas SBY: Tahun 2008 Demokrat Pernah Ubah Sistem Pemilu
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024