Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo akhirnya mendapat restu dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden (capres) yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Pria kelahiran Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah (Jateng) ini memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam panggung politik tanah air. Pun pengusungannya tak lepas dari segala kontroversi yang terjadi dalam dinamika partai berlambang banteng moncong putih.
Memulai karier politik saat menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) di Yogyakarta. Ganjar bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), organisasi ekstrakampus berdiri sejak 1954.
Dari GMNI sendiri lahir politisi yang kemudian menapaki karir politik di PDIP, termasuk Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebagai aktifis, Ganjar pernah terlibat dalam aksi demonstrasi terhadap Rektor UGM Koesnadi Hardjasoemantri yang menjabat antara 1986 dan 1990.
Ganjar kemudian menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 1995.
Tak butuh waktu lama, Ganjar menapaki jejak politiknya dengan bergabung bersama PDIP. Kemudian antara Tahun 2002 dan 2005, dia menjabat sebagai deputi Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat PDIP.
Selain itu, Ganjar juga sempat menjadi anggota bidang penggalangan panitia pemilihan umum (pemilu) di partai yang bermarkas di Jakarta Pusat tersebut. Pada tahun 2004 dan 2013, Ganjar menjadi Anggota DPR.
Pada periode pertamanya di gedung dewan, Ganjar menjadi anggota Komisi IV. Kemudian pada periode keduanya, Ganjar bergeser ke Komisi II.
Saat menjadi anggota komisi II yang mengawasi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, reformasi birokrasi, pemilihan umum, pertanahan, dan reforma agraria, mencuat kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik.
Baca Juga: Jelang Penetapan Capres PDIP, Sejumlah Mobil Berdatangan Memasuki Istana Batu Tulis
Kasus korupsi yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun menyeret sejumlah anggota DPR Komisi II.
Mantan anggota DPR Muhammad Nazaruddin mengatakan bahwa Ganjar diduga menerima uang dalam pengadaan kartu identitas tersebut pada 2011 dan 2012. Namun, Ganjar mengatakan bahwa dia telah menolak tawaran uang tersebut. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menyatakan tidak menemukan bukti keterlibatan Ganjar.
Hal tersebut pernah disampaikan mantan penyidik KPK Novel Baswedan yang mengatakan tidak ada bukti Ganjar terlibat dalam kasus korupsi E-KTP.
"Saya berani berbicara bahwa memang pemenuhan alat buktinya (keterlibatan Ganjar) belum masuk standar pembuktian. Kenapa saya bilang begitu? Penyidik nya dulu saya, kok. Jadi saya yang lebih tahu," katanya dalam siaran daring di kanal YouTube Novel Baswedan.
Dalam tayangan berjudul "3 Tokoh KPK Turun Gunung Melawan Politisasi" itu, Novel menegaskan, Ganjar tidak termasuk orang yang mengembalikan uang dalam kasus korupsi E-KTP.
"Nggak, nggak, itu dibilang mengembalikan (uang) itu enggak benar," ucapnya menegaskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024