Suara.com - Calon presiden atau capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto masih menjadi topik perbincangan hangat. Tepatnya usai ia memilih Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapresnya. Dalam hal ini, ia pun disebut memakai sebuah strategi.
Strategi yang dimaksud bernama Kuda Troya. Di mana Prabowo diduga menggunakannya untuk melumpuhkan Presiden Jokowi Penjelasan mengenai hal ini disampaikan oleh pegiat media sosial, Jhon Sitorus melalui akun X, @miduk17, pada Selasa (24/10/2023).
Penjelasan soal strategi kuda troya juga turut diunggah satu hari sebelumnya pada kanal Youtube Merah Putih TV. Dalam video berdurasi 9 menit 46 detik itu, Jhon mengatakan Prabowo memang berniat menguasai Indonesia. Salah satunya dengan melumpuhkan Jokowi.
Makna Strategi Kuda Troya Prabowo
Jhon menyinggung soal Prabowo Subianto yang kalah dua kali dari Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019. Ia kemudian menilai bahwa kekalahan kedua sang Ketua Umum Partai Gerindra itu sengaja mendekatkan diri kepada Jokowi untuk tujuan lain.
Adapun strategi Kuda Troya itu, menurut Jhon, mulai aktif dilakukan saat Prabowo ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Ia menyebut, Prabowo memanfaatkan Jokowi agar sang presiden bisa percaya dengannya. Hal ini pun kemudian terbukti.
Di mana Prabowo dipercaya untuk memegang proyek food estate, meski berujung gagal. Lalu, menurut Jhon, Prabowo memiliki niat untuk menjauhkan Jokowi dari PDIP. Di sisi lain, ia pun menilai jika Prabowo sengaja mengajak partai pro Jokowi berkoalisi.
Dengan begitu, publik akan meyakini bawa pencapresannya direstui Jokowi dan para relawan sang presiden pun akan mendukungnya. Namun, salah satu partai koalisi, yakni PKB memutuskan hengkang usai Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi cawapres Anies Baswedan.
Saat itu, menurut Jhon, Prabowo mulai membuka komunikasi dengan PSI yang kini diketuai putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep. Ia semakin yakin jika Prabowo memang punya maksud lain dalam mendekati Jokowi dan keluarga, yakni untuk menguasai Indonesia.
Baca Juga: Teriak-teriak Politik Dinasti Tapi Tetap Dipilih Juga, Ini Catatan Pengamat Politik Unsrat
Kemudian, strategi Kuda Troya kembali digunakan Prabowo usai PDIP mendeklarasikan Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo. Dikatakan oleh Jhon, Prabowo mulai panik karena partai tersebut memilih sosok wakil presiden yang sangat berpengalaman.
Setelah itu, Mahkamah Konstitusi (MK) pun mengabulkan gugatan soal batasan minimal usia capres-cawapres. Di mana seseorang yang berusia di bawah 40 tahun bisa maju asalkan pernah menjabat sebagai kepala daerah. Hal ini lantas memuluskan jalan Gibran.
Prabowo, menurut Jhon, langsung memantapkan diri menggaet putra sulung Jokowi itu untuk menjadi cawapresnya. Hal tersebut, lanjutnya, semakin memperlihatkan strategi Kuda Troya yang digunakan Prabowo untuk melumpuhkan Jokowi.
Jhon juga menilai Prabowo tak peduli dengan etika dan norma saat meminang Gibran sebagai cawapres. Lalu, polemik hingga pertanyaan banyak pihak pun seolah tidak dihiraukan. Di mana menurut mereka aneh, Prabowo memilih wakil yang minim pengalaman.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Teriak-teriak Politik Dinasti Tapi Tetap Dipilih Juga, Ini Catatan Pengamat Politik Unsrat
-
Beredar Foto Masa SMA Ketiga Capres, Netizen Tebak-Tebakan Tipe Murid: Anak Orang Kaya, Anak Nakal, Anak Alim
-
Soroti Dinasti Politik Jelang Pilpres 2024, Masinton PDIP: Demokrasi Harus Diselamatkan Lewat Pemilu atau Non Pemilu!
-
Profil Dua Sosok Pelapor Jokowi Sekeluarga ke KPK Perkara Dugaan Nepotisme
-
Tak Peduli dengan Sikap Gibran, Airlangga Hartarto Tetap Antarkan Daftar ke KPU Rabu Besok
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024