Suara.com - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Arief Rosyid Hasan menanggapi penyataan Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (DPP PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto soal gaya blusukan Prabowo Subianto.
Hasto menyebut, gaya blusukan Prabowo berbeda dengan Ganjar Pranowo yang dianggap lebih digandrungi masyarakat.
"Ya semua orang bebas berpendapat di era demokrasi ini," kata Arief saat berada di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (3/1/2024).
Arief mengaku, melalui media, sempat mengajak Hasto untuk ikut dalam blusukan Prabowo.
"Sebelumnya sudah saya sampaikan ke media, bahwa kalau Mas Hasto ingin ikut blusukannya Pak Prabowo dan Mas Gibran biar beliau lihat langsung," ungkapnya.
Ia juga mengemukakan, terkadang orang lain hanya melihat sesuatu dari sisi luarnya saja.
"Kadang-kadang orang cuma bisa lihat di luar kan. Apa yang kita lakuin nggak harus kita laporin ke Mas Hasto atau kalau berkenan, nanti saya bakal laporin juga, laporin lah apa yang kami lakuin," ucapnya.
"Mungkin beliau ingin tahu tapi yang paling oke sih, Mas Hasto ingin datang. Jadi pas kita kampanye, blusukan, ya Mas Hasto bisa ikut," ujarnya.
Sebelumnya, Hasto menilai Prabowo bukan pejabat yang terbiasa blusukan atau turun ke tengah masyarakat.
Kebiasaan blusukan diklaim Hasto merupakan ciri khas PDIP dan biasa dilakukan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo.
"Karena yang memang bisa blusukan adalah Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Pak Prabowo kan tidak bisa blusukan," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Selasa (2/1/2024).
Menurutnya, blusukan itu tak mudah diikuti dengan asal turun ke bawah agar masyarakat merasakan manfaatnya.
"Jadi akhirnya rakyat bisa melihat bagi republik ini, pemimpin nasional yang bergerak cepat yang bisa blusukan itu Pak Jokowi dan Pak Ganjar, Pak Ganjar dan Pak Jokowi. Dan blusukan itu tidak bisa diwakilkan," katanya.
Ia menambahkan bahwa blusukan merupakan bentuk komitmen kepemimpinan turun ke bawah.
"Blusukan ini merupakan cermin, cermin komitmen kepemimpinan untuk turun ke bawah. Dan tidak mudah untuk bisa turun ke bawah apalagi tidur di rumah rakyat," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024