Suara.com - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjadi pendukung Calon Presiden Anies Baswedan dalam Pemilu 2024. Para menteri pendukung Anies di Kabinet Jokowi pun kini dipertanyakan nasibnya. Benarkah kedudukan mereka akan terancam? Benarkah menteri – menteri itu siap mundur?
Sebagai informasi, kini Nasdem hanya menempatkan satu perwakilannya yang menjabat sebagai menteri, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
Sebelumnya, dua menteri lain yang berasal dari Nasdem adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.
Kedua menteri ini menyatakan mundur dari jabatannya setelah terjerat kasus korupsi. Syahrul terlibat korupsi di tubuh Kementerian Pertanian, sementara Johnny menjadi tersangka dalam kasus korupsi menara BTS.
Kendati demikian, tidak tersiar kabar akan mundurnya Menteri Siti Nurbaya. Hal ini sekaligus membantah pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah yang mengklaim bahwa sejumlah menteri yang saat ini partainya tergabung dalam Koalisi Perubahan dan mendukung Anies Baswedan sebagai capres akan ditarik dari kabinet.
Merespons hal tersebut, Juru Bicara Timnas Anies dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Surya Tjandra dengan tegas membatah. Menurutnya hal itu hanya harapan dari Fahri Hamzah. "Itu sih harapan dia sendiri aja," kata Surya kepada Suara.com.
Surya mengatakan penggantian menteri di kabinet merupakan hak prerogatif dari Jokowi. Selain itu, Surya menilai Jokowi punya pekerjaan yang lebih penting saat ini ketimbang melakukan reshuffle jajaran menteri.
"Yang bisa lakukan itu ya Pak Jokowi, dan saya kira Presiden tidak akan mengambil tindakan apa pun. Ada pekerjaan pemerintahan yang harus jadi perhatiannya selain Pilpres," jelas Surya.
Berbeda dengan Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga mendukung Anies memilih menjadi oposisi dan berada di luar kabinet Jokowi. Melansir laman resmi pks.id, empat tahun lalu saat kabinet Presiden Jokowi baru terbentuk PKS memberikan alasan mengapa mereka memilih sikap berada di luar pemerintahan. "Ada 3 hal yang membuat PKS lebih memilih di luar pemerintahan. Pertama, memenuhi logika atau kepantasan demokrasi dimana harus ada check and balances terhadap kekuasaan. Bagaimana jadinya nasib demokrasi, jika tidak ada yang mengawal penguasa?" ujar Presiden PKS saat itu, Mohamad Sohibul Iman.
Baca Juga: Jelang Pencoblosan Jokowi Kasih BLT Rp600 Ribu Sekaligus, Sri Mulyani Jawab Begini
"Kedua, perlunya pendidikan demokrasi yang benar. Dalam demokrasi selalu ada kontestasi, dan dalam kontestasi pasti ada yg menang/terpilih dan yang kalah/tidak terpilih. Yang menang kami persilakan menjalankan kekuasaan, dan yang kalah dipersilakan mengawasi jalannya pemerintahan, dan terus berjuang mengambil hati rakyat agar di kontestasi berikut bisa menang. Itulah sirkulasi kekuasaan demokrasi," katanya.
"Ketiga, kami mendengar suara rakyat yang menginginkan pemerintahan Jokowi periode kedua harus diawasi. Ini terbukti dari survei-survei dimana lebih dari 70% responden menginginkan adanya partai di luar pemerintahan. PKS ingin memenuhi keinginan mayoritas rakyat tersebut," katanya.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Ketenangan Keluarga Anies Baswedan di Tengah Badai Politik
-
Dikerumuni Warga, Adab Anies Baswedan Tetap Diam saat Disapa Jadi Omongan
-
Anies Baswedan Beri Izin Pendirian 195 Gereja Saat Jadi Gubernur Jakarta, Warga Heran Kenapa Tak Dipublikasikan?
-
Berkarakter, Anies Dinilai Siap Jadi Pemimpin untuk Hadapi Tantangan Internasional
-
Jelang Pencoblosan Jokowi Kasih BLT Rp600 Ribu Sekaligus, Sri Mulyani Jawab Begini
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024