Suara.com - Wakil Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Fahri Hamzah memyoroti munculnya sejumlah petisi dari beberapa civitas akademika di sejumlah perguruan tinggi. Dalam petisinya mereka mengkritisi alam demokrasi pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Melalui unggahan video di akun X pribadinya @Fahrihamzah, Fahri Hamzah menanggapi langkah para civitas akademika. Dalam cuitannya dia menuliskan, "Stop Politisasi Kampus jelang pencoblosan!".
Fahri mengaku bersyukur kelompok mereka pada akhirnya muncul. Ia bahkan berujar sudah menduga akan ada gerakan yang dilakukan para guru besar dengan mengatasnamakan kampus mereka masing-masing.
Menurut Fahri, kelompok yang sekarang muncul merupakan kelompok yang sama yang selama delapan hingga sembilan tahun terakhir menjadi aktor aktif yang menyetujui tindakan represi negara terhadap kampus. Mulai dari pemberangusan kebebasan mimbar dan kebebasan akademik.
"Ini orang-orangnya adalah orang yang sama. Saya bersyukur adalah karena mereka akhirnya berpisah dari Pak Jokowi. Karena pada dasarnya Pak Jokowi itu bukanlah orang ideologis seperti mereka yang mengandung anasir-anasir kebencian pada masa lalu dan kelompok lain. Khususnya kelompok Islam," kata Fahri dikutip Suara.com atas izin Fahri Hamzah, Minggu (4/2/2024).
Tetapi di sisi lain, Fahri mengaku agak kecewa lantasan kelompok yang selama delapan hingga sembilan tahun terakhir dipersekusi justru kini ikut bergabung bersama kelompok yang kini muncul.
"Mereka ini lah dulu yang sangat setia dengan ideologi kiri merahnya, seolah-olah mendapat restu dari Pak Jokowi untuk melakukan persekusi di dalam kampus dan melarang tokoh-tokoh kritis untuk masuk kampus, dan sekarang mereka lihat kenyataan bahwa mahasiswa sudah tidak bisa digerakan dan apa yang terjadi karena mahasiswa tidak bisa digerakkan? Akhirnya mereka kelompok-kelompok ideologis lama ini menggunakan kampus atas nama guru besar keluar dan menyampaikan semacam prihatinan atau protes," tutur Fahri.
Padahal, menurut Fahri, sesungguhnya kelompok tersebut yang justru sangat terafiliasi dengan partai politik dan juga terafiliasi dengan kandidat tertentu.
"Saya menganggap pemainnya dari kelompok ini adalah pelaku utamanya di 03 atau berafiliasi dengan 03 dan yang ikut-ikutan, tidak sadar bahwa mereka itu adalah korban dari kelompok ini justru banyak pengikut daripada kelompok kanan sekarang ini, pendukung salah satu kandidat, nomor 1 khususnya," kata Fahri.
Baca Juga: Ramai Petisi Akademisi Dilayangkan kepada Jokowi, Gibran: Terima Kasih
Fahri berpandangan kelompok yang kini muncul mengatasnamakan kampus justru orang-orangnya juga berpartai di dalam kampus, serta menggunakan kekuasaan untuk mengambil pengaruh di kampus masing-masing.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini lantas mengajak baik pihak yang sudah kadung bergabung maupun belum bergabung dengan kelompok terkait untuk meninggalkan. Fahri mengajak kelompok-kelompok lain untuk tetap berada nasionalis di tengah bersama Jokowi dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Kita berjuang bersama Pak Prabowo dan Mas Gibran serta Pak Jokowi tentunya untuk merancang satu era baru. Tidak saja perguruan tinggi kita yang harus semakin akademik dan independen tetapi juga seluruh bangsa Indonesia yang harus semakin kita hindarkan dari konflik yang tidak bermutu, seperti yang dilakoni oleh kelompok-kelompok barisan sakit hati ini," kata Fahri.
"Sekali lagi mari kita ke tengah, mari kita tuntaskan Pemilu 14 Februari 2024 sekali putaran saja untuk transisi Indonesia yang baik yang damai, yang akan mengantarkank ita kepada Indonesia Emas 2045 dan mengantarkan Indonesia pada era baru, negara kuat, negara super power," tandasnya.
Berita Terkait
-
Momen Gibran Perbaiki Rambut Yang Kusut Saat Diroasting Kiky Saputri: Mas Samsul Mode Casual
-
Bawaslu Kaji Informasi Dugaan Pelanggaran Netralitas Acara Konsolidasi Kepala Desa Menangkan Paslon 02 Di Temanggung
-
Ahok Mundur Dari Komut Pertamina, Charles Honoris: Beliau Tak Mungkin Gadaikan Idealismenya
-
Jelang Debat Capres Terakhir, Gibran Beri Masukan 'Rahasia' Ke Prabowo: Insyaallah Beliau Menguasai
-
Momen Prabowo-Gibran Terkesima Lihat Pameran Seni Di Festival Elok Negeri Karya Didit
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024