Suara.com - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi, mengingatkan agar Presiden RI terpilih Prabowo Subianto untuk tidak kebablasan dengan merangkul semua pihak ke dalam koalisi.
Sebab, menurutnya, koalisi yang terlalu gemuk atau gemoy dapat berpotensi mengganggu keseimbangan demokrasi dan pemerintahan.
"Waktu yang tersisa sebelum pelantikan adalah kurang lebih enam bulan, sehingga perlu diingatkan agar waktu tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam membentuk koalisi dan postur koalisi yang tepat sesuai tujuan di atas," kata Haidar, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (7/5/2024).
Ia menilai, politik merangkul yang diterapkan Prabowo membuat peluang pemerintahan tanpa oposisi semakin terbuka lebar.
Baca Juga: Muhaimin: PKB Masuk Koalisi Prabowo atau Tidak Kita Lihat di 20 Oktober
Terlebih, Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah mendeklarasikan diri menjadi bagian dari pemerintahan Prabowo, sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) siap bergabung dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut bersedia jika diajak.
Maka dari itu, menurutnya, kekuasaan yang besar membutuhkan kontrol yang besar pula, sehingga perlu adanya penyeimbang kekuasaan atau ruang oposisi.
"Oposisi yang baik akan memberikan manfaat untuk mengingatkan pemerintahan yang berkuasa agar tetap menjalankan pemerintahan sesuai dengan perundangan dan mengutamakan menuntaskan janji politik yang telah dan akan diajukan selama masa pemerintahan," terangnya.
Ia mengatakan, satu-satunya harapan terbesar ruang oposisi kini berada di tangan PDI Perjuangan.
Baca Juga: Jokowi Dinilai Jadi Penghalang PDIP Gabung Pemerintahan Prabowo
Diketahui, saat ini muncul rencana pembentukan presidential club yang akan melibatkan presiden terdahulu, termasuk Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Haidar, rencana itu adalah salah satu upaya Prabowo untuk menaklukkan PDI Perjuangan (PDIP).
"Kalau akhirnya PDIP takluk, berhasil dirangkul, dapat dipastikan pemerintahan Pak Prabowo tanpa oposisi. Ini tentunya alarm bahaya untuk demokrasi kita, bahkan lebih lanjut, juga berbahaya untuk pemerintahan Pak Prabowo sendiri. Hai ini dikarenakan tidak adanya kontrol terhadap kekuasaan," tutur dia.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar Prabowo tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan. Sebaliknya, presiden terpilih tersebut diharapkan tetap menyediakan ruang yang cukup untuk oposisi, sehingga oposisi tidak dilihat sebagai ancaman, tetapi sebagai vitamin yang akan memperkuat pemerintahan.
"Membangun bangsa tidak harus berada di dalam kekuasaan (koalisi), tetapi juga bisa dari luar kekuasaan (oposisi). Keduanya memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda tetapi akan menimbulkan keseimbangan, sehingga keduanya harus tetap dijaga," ujarnya.
Ia juga menyarankan agar Prabowo mengutamakan pembagian penugasan kepada "para pejuang" terlebih dahulu, yaitu relawan dan tokoh yang telah membantu menghantar kemenangannya menjadi presiden, sesuai dengan kompetensi pada bidangnya masing-masing.
Berita Terkait
-
Dijagokan Jadi Menteri Prabowo, Harta Kekayaan Eko Patrio Kalahkan Gibran
-
Jokowi Dinilai Jadi Penghalang PDIP Gabung Pemerintahan Prabowo
-
PKS Sebut Sikap Ganjar Pilih Jadi Oposisi Prabowo Bak Kesatria
-
Diisukan Jadi Menteri Kabinet Prabowo, Eko Patrio Punya Kekayaan Lebih dari Rp100 M
-
Luhut Wanti-wanti Prabowo Tak Rekrut Orang Toxic, Anies: Berbeda Bukan Berarti Meracuni!
Terpopuler
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Maaf dari Trans7 Belum Cukup, Alumni Ponpes Lirboyo Ingin Bertemu PH Program Xpose Uncensored
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
Pilihan
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
-
Prabowo Mau Beli Jet Tempur China Senilai Rp148 Triliun, Purbaya Langsung ACC!
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024