Suara.com - Jus dan smoothie telah merasuk ke kehidupan banyak warga dunia akhir-akhir ini. Mengonsumsi cukup jus buah dan sayur disebut cara ampuh untuk mengusir racun dari tubuh. Dan Kini banyak produk jus siap konsumsi yang beredar di pasaran. Tak hanya itu penjualan blender dan pembuat jus pun melonjak, setelah sejumlah selebritias lokal dan dunia secara terbuka mengabarkan kebiasaan 'sehat' mereka.
Tapi belakangan muncul kontroversi seputar jus dan smoothie. Para ahli memperingatkan tentang tingginya kadar gula dalam jus yang justru bisa memicu kadar gula darah. Maka dengan bantuan ahli diet yang sudah diakui Felicity Lyons dan Jason Vale, penulis buku-buku Guru Juice, kami membimbing Anda melalui ladang ranjau jus.
Masalah keempat terkait jus adalah kandungan gula dalam jus. Isu ini terasa seperti serangan balasan terhadap jus yang sekian lama disebut sebagia makanan sehat. Orang mulai khawatir mengonsumsi jus, karena kadar gula yang tinggi dapat merusak gigi dan memompa asupan kalori.
Ini tak terlepas dari kondisi buah-buahan yang dari sananya sudah mengandung gula alami. Sebutir jeruk mengandung setara dengan lima jimpit gula. Kabar buruknya, orang cenderung menggunakan lebih banyak buah dalam jus daripada ketika memakannya dalam bentuk buah potong, maka mengonsumsi jus akan dengan cepat menumpuk kalori.
Lalu bagaimana mengatasi masalah ini? "Aturan saya adalah menjaga komposisi 80/20, untuk presentase buah dan sayuran. Tapi tidak apa-apa untuk memulai dengan buah ekstra pada awalnya," jelas Felicity.
Felicity menambahkan, dengan komposisi ini 80/20, juga akan membatasi kerusakan gigi. Cara lainnya adalah denga minum jus melalui sedotan juga membantu. Karena Anda tidak perlu menyikat gigi segera setelah minum jus, karena tidak ada gula yang tertinggal di enamel pelindung gigi.
Jus dengan penekanan pada sayuran, tambah Felicity, sangat sehat tapi tidak harus menjadi obsesi. Jika Anda akhirnya mengganti jus dengan buah potong dan sayuran, Felicity mengatakan bubur sayuran dapat digunakan untuk mengentalkan rebusan, sup dan saus. Sehingga tidak ada manfaat ayng terbuang.
"Sangat penting bahwa jus tidak menggantikan makan buah utuh dan sayuran. Sebagian besar orang tidak cukup makan buah, sehingga jus harus dianggap sebagai cara untuk mendapatkan porsi ekstra ke makanan kita," tutup Felicity. (express.co.uk)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Bukan Tax On Location, Ini Arti Kata "Tol" yang Sebenarnya dan Sejarahnya di Indonesia
-
Resep Es Teler Creamy, Mudah Dibuat Sendiri di Rumah
-
Usia 50-an Sebaiknya Pakai Skincare Apa Saja? Ini Saran Dokter Kulit agar Awet Muda
-
Perangkat Rumah Tangga Pintar Kian Diminati Generasi Urban yang Serba Praktis di 2025
-
25 Desain Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru Kekinian, Bisa Diedit dan Download Gratis
-
6 Macam Serum untuk Usia 50 Tahun, Bantu Atasi Tanda Penuaan
-
5 Rekomendasi Antiperspirant untuk Pekerja Kantoran, Ampuh Atasi Keringat dan Bau Badan
-
Upaya Pemuda Pantai Baros Jaga Ekosistem Pesisir dari Ancaman Abrasi
-
5 Wisata Hidden Gems di Jogja yang Masih Sepi, Nyaman buat Healing
-
5 Sepatu Nike Diskon Akhir Tahun di Foot Locker, Harga Terjun Bebas di Bawah Rp1 Juta