Kota Palembang di Sumatera Selatan yang dulunya merupakan pusat kerajaan Sriwijaya memiliki beragam kain tradisional yang telah dikenal luas di tanah air yakni kain songket dan jumputan. Hingga kini motif jumputan yang dibuat dengan teknik celup itu masih menjadi salah satu favorit. Setidaknya itulah yang terlihat di gelaran Bazar Mandiri Pasar Indonesia. Stand Ayla Songket yang menjual ragam kain khas Palembang, yakni songket dan jumputan, tampak ramai dipenuhi pembeli.
Kepada suara.com, Amir dari Ayla Songket menjelaskan, keunikan jumputan terletak pada warnanya. Motif kain jumputan Palembang menggunakan dua atau tiga warna. Warna-warna ini umumnya adalah warna berani yang cukup kuat seperti merah, hijau, dan kuning. Sedangkan dari motif, tidak terlalu banyak mengalami perubahan dan masih mempertahankan motif tradisional di antaranya kacang hijau, sasirangan atau titik tujuh.
"Dulu, teknik jumputan biasanya diaplikasikan pada kain sutra pelangi. Namun, peminat kain sutra pelangi biasanya lebih ke orang tua. Sehingga pengrajin kain jumputan Palembang pun melakukan inovasi," ujar Amir.
Kini, jumputan tak hanya diaplikasikan pada sutra pelangi, tetapi juga pada kain sutra kerut, katun, silk, kain tenun alat tenun bukan mesin hingga kain gamis. Ia menambahkan, pembuatan kain jumputan seluruhnya dilakukan secara manual, mulai dari melukis motif, menjahit jumputan, hingga mencelup warna.
"Untuk penyelesaian satu kain, satu orang pengrajin bisa menghabiskan waktu sekitar seminggu," jelasnya sambil memperlihatkan ikatan kain untuk diproses menggunakan teknik jumputan. Pembuatan kain jumputan Palembang, kata Amir tidak melewati teknik melapisi lilin, seperti dijumpai pada jumputan batik.
"Langsung dicelupin aja ke pewarna. Biasanya pewarnanya itu dari bahan alami, seperti daun-daunan atau bunga," jelasnya lebih lanjut.
Kain-kain ini, biasanya dijual satu set yang terdiri atas kain untuk baju dan kain selendang. Selain itu, ada pula yang berbentuk kain sepanjang 3 meter. Kain-kain ini dijual mulai Rp. 200ribu hingga jutaan rupiah. "Ini tergantung dari kainnya apa. Yang paling mahal yang sutra," ujarnya.
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
10 Kebiasaan Buruk yang Sering Jadi Cara Keliru Atasi Stres
-
3 Oktober Merayakan Apa Saja: Hari PETA Hingga National Boyfriend Day
-
7 Rekomendasi Skincare Skintific untuk Atasi Flek Hitam, Bikin Kulit Mulus dan Glowing
-
Harta Deddy Corbuzier Nyaris Rp1 T, Nafkah Bulanan untuk Sabrina Chairunnisa Tak Terduga
-
Rekam Jejak Niluh Djelantik, Anggota DPD Bali 'Kawal' Pembongkaran Tembok di Kawasan GWK
-
4 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik untuk Lansia, Nggak Bikin Lecet dan Nyeri
-
Tak Cuma Hamburger, Ini 10 Menu Kuliner Amerika Serikat Populer yang Menarik Dicoba
-
Rayyanza Malik Ahmad Sekolah di Mana? Sudah Pandai Mengaji Al-Fatihah
-
5 Rekomendasi Moisturizer untuk Orang Tua: Kulit Jadi Lembap, Sehat, dan Awet Muda
-
4 Cara Membedakan Sepatu New Balance 2002R Ori vs KW, Segini Harga Aslinya