Suara.com - Di sebuah kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, terdapat sebuah perpustakaan yang didirikan bagi anak dan remaja, khususnya bagi yang kurang beruntung.
Kegiatan membaca dan belajar di perpustakaan tersebut dilakukan setiap akhir pekan. Mereka terlihat semangat dan antusias ketika membaca dan belajar, terlebih ada para pembimbing di perpustakaan tersebut.
Perpustakaan ini didirikan oleh komunitas jendela Jakarta, yang berfokus pada pengembangan pendidikan dan mental anak, terutama anak-anak yang kurang beruntung di wilayah Manggarai.
Seperti halnya fungsi utama sebuah buku sebagai Jendela dunia, Komunitas Jendela Jakarta hadir dengan tujuan untuk membuka cakrawala anak-anak di Indonesia.
"Kami hadir dalam kehidupan anak-anak dan ingin membentuk kemandirian belajar mereka. Juga sebagai Jendela bagi muda-mudi Indonesia untuk membentuk kemampuan leadership mereka, melalui berbagi pengetahuan dan kasih sayang pada teman-teman kecilnya," cerita Heriyanti saat ditemui suara.com, baru-baru ini.
Berawal dari Yogyakarta
Komunitas Jendela Jakarta merupakan cabang dari Komunitas Jendela di Yogyakarta yang terbentuk pada 12 Maret 2011. Salah satu pendiri komunitas tersebut bernama Taofan Firmanto Wijaya.
Komunitas ini dikelola dan digerakkan oleh para relawan yang berasal dari berbagai latar belakang dan bekerja secara sukarela. Pada awalnya, mereka
merasa miris dengan ketidaksediaan buku-buku bacaan yang baik untuk anak-anak dan remaja.
Padahal buku begitu penting untuk membangun masa depan mereka. Inilah yang membuat sekumpulan anak muda di Yogyakarta mempunyai ide untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya anak-anak dan remaja.
Alhasil, mereka memutuskan untuk fokus pada pendidikan alternatif anak melalui perpustakaan, dengan pilot project-nya di Shelter Gondang 1 Cangkringan Merapi, Yogyakarta.
Dari situlah lantas Komunitas Jendela Jakarta terbentuk dan digagas oleh Prihatiningsih pada September 2012. Meski konsep dan kegiatannya sama, tapi sasaran bagi Komunitas Jendela Jakarta adalah anak-anak dari keluarga pemulung yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah.
Pengadaan perpustakaan dan buku adalah cara efektif untuk mendidik anak-anak di Manggarai agar memiliki wawasan tentang dunia melalui membaca.
Program "1 Bulan 1 Buku"
Setiap sabtu dan Minggu, kegiatan rutin selalu dilakukan di perpustakaan Komunitas Jendela di masing-masing kota. Sedangkan di Jakarta, kata Heriyanti, Komunitas ini memiliki satu Program bernama '1 Bulan 1 Buku'.
"Jadi setiap anak di perpus wajib membaca 1 buku di bulan itu dan di akhir bulan dia akan menceritakan isi dari buku tersebut," ujarnya.
Selain program rutin, Komunitas Jendela juga memiliki Program Nasional yaitu 100 persen Perpustakaan Untuk Indonesia dan 356 Books For Indonesia.
Komunitas Jendela Manggarai juga mengembangkan program pembelajaran berbagai pelajaran, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Musik, Seni Menggambar, dan lain-lain.
"Saat ini untuk 1 kota sendiri sudah ada 100 relawan yang terdaftar berarti untuk di 4 kota (Yogja, Malang, Bandung dan Jakarta) berarti ada sekitar 400 orang," jelasnya.
Menurutt Heriyanti, Komunitas Jendela Jakarta membuka perekrutan setiap saat dan tidak ada batasan umur. "Saat ini, umur anggota yang paling muda sekitar 14 tahun dan yang paling tua sendiri sudah memiliki anak, sekitar 30 tahunan," tambah dia.
Komunitas Jendela Jakarta berharap, dengan adanya kegiatan yang mereka lakukan, anak-anak di seluruh Indonesia mendapatkan akses yang lebih muda untuk mendapatkan bacaan buku yang lebih baik, yang sesuai dengan tagline mereka, "We are not just building a library. We are building a future,".
Selain Yogyakarta dan Jakarta, saat ini Komunitas Jendela juga mendirikan cabang Komunitas Jendela di beberapa kota seperti Bandung, Jember, Malang dan yang terbaru yaitu Lampung dan Semarang.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
3 Jam Tangan Mewah Deddy Corbuzier, Dulu Koleksi Harga Miliaran Kini Pilih yang Murah Meriah
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!