Suara.com - Mendidik anak, bisa disebut-sebut gampang-gampang susah. Mendidik sudah harus dilakukan sejak anak masih dalam kandungan hingga mereka tumbuh berkembang menjadi besar.
Namun menurut psikolog Fonda Kuswandi S. Psi tanpa disadari, banyak orangtua yang melakukan kesalahan ketika mendidik hingga perilaku anak menjadi di luar batas atau menjadi sulit diatur.
"Kalau sudah begitu, kita jadi trauma, emosi, marah-marah terus, kesal. Padahal harusnya tidak perlu," katanya dalam sebuah acara bincang-bincang bertajuk "Love Your Self and Love Your Children" yang diadakan Pro V Clinic, Jakarta beberapa waktu lalu.
Agar dapat lebih memahami anak, kata Fonda, para orangtua haruslah memiliki rasa cinta terhadap dirinya sendiri, baru dapat ia bagi pada sang anak.
"Cinta ini penting banget. Bahkan trauma pada anak, menghadapi anak, bisa disembuhkan dengan cinta. Sebelum kita bisa membagi cinta kita ke orang lain, kita harus mencintai diri kita sendiri," tambahnya.
Selanjutnya, penting juga adanya kesepahaman dengan pasangan, tentang cara dan tujuan mendidik anak. Misalnya, dengan mengenalkan konsep ketuhanan dan agama pada mereka sejak dini.
"Harus diskusi dengan pasangan, ke depannya mau diapain anak ini. Kita mengasuh harus punya tujuan. Istilahnya kita kaya baby sitternya tuhan. Kalau gagal, berarti kita gagal juga di mata tuhan," ungkapnya.
Setelah itu, orangtua dapat membuat kesepakatan dengan anak di rumah. Anak perlu diberi penjelasan alasan di balik mengapa suatu hal dilarang dan boleh dilakukan.
"Kesepakatan bisa dilakukan sejak anak berumur tiga tahun, tapi untuk yang simpel. Seperti misalnya mau sekolah, mesti bangun jam berapa. Kalau tidak bangun, mau diciprat air atau di bangunkan terus. Beri pilihan pada mereka," saran Fonda.
Jadi, mereka tidak sekedar menjalankan apa yang diinstruksikan orangtua. Mereka akan melakukan sesuatu melalui kesadaran dari dalam diri mereka.
Berita Terkait
-
Apa Itu Parenting VOC? Ramai Dikaitkan dengan Soimah, Ternyata Punya Dampak Negatif
-
Anak Asyik Duduk Manis Saat Ibunya Nyapu Kelas, Netizen Heran: Ini Mendidik Raja?
-
Makna Co-Parenting di Balik Kabar Perceraian Acha Septriasa, Apa Artinya?
-
Cerai dari Vicky Kharisma, Acha Septriasa Ungkap Nikmatnya Hidup Mandiri
-
7 Tips Sukses Co-Parenting Setelah Bercerai, Dilakukan Acha Septriasa dan Vicky Kharisma
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Favorit Sejuta Umat, Ini Cara Membedakan Sandal Hermas Oran Ori dan KW