Suara.com - Para sastrawan dan kritikus sastra di Eropa mendirikan pusat studi bernama "Teaching Pram in Europe" di London, Inggris, untuk mengkaji karya sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer.
"Waktu Pram hidup pada abad ke-19, masyarakat Jawa dan Indonesia identik dengan feodalisme dan kolonialisme, tetapi karya-karya Pram mampu menembus batas itu," kata Pendiri 'Teaching Pram in Europe', Prof Angus Nicholls, di Surabaya, Selasa (30/6/2015).
Di sela seminar sastra bertajuk "Karya Pramoedya Ananta Toer dalam Sastra Bandingan" di Auditorium Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, ia mengatakan ada beberapa alasan yang membuat karya-karya Pram layak dikaji kritikus sastra di Eropa.
"Misalnya, hampir semua karya Pram itu sudah mampu menunjukkan ideologi yang berkembang di Eropa pada akhir abad 19. Mulai dari ideologi marxisme, feminisme, poskolonialisme dan lainnya, padahal masa peralihan penjajahan ke orde baru itu tidak semua sastrawan Indonesia berani menulis karya idealis dan frontal," katanya.
Oleh karena itu, kata pria yang sudah tertarik dengan karya Pram lebih dari 10 tahun itu, selalu ada reaksi keras dari pemerintah ataupun masyarakat setelah membaca karya-karya Pram.
"Begitu pula di Eropa. Sastrawan idealis dan menolak sistem penguasa akan dipenjara atau dikucilkan. Dari catatan saya, Pram juga berkali-kali dipenjara gara-gara karyanya itu," katanya.
Untuk membuktikan jika karya Pram mampu menembus batas pemikiran di Eropa, Angus mencoba membandingkan karya Eropa dan Pram dengan teori hermeneutik, yakni sebuah teori yang melihat karya dengan realita kehidupan.
Sebagai orang Eropa, ia akan melihat realita kehidupan di Eropa dan Indonesia dalam karya-karya sastra pria asal Blora Jawa Tengah itu.
Salah satu karya Pram berjudul Bumi Manusia menjadi kajian hangat di Eropa. Novel ini menceritakan kehidupan pribumi dan orang Eropa bernama Minke, Annelis dan Putri Nyai Ontosoroh.
"Karya ini membawa paham Marxisme dan Feminisme di Eropa, namun yang pasti karya fenomenal ini terus kami teliti di Eropa. Bagaimana dengan kalian mahasiswa Indonesia? Sudah membaca karya ini," kata Angus kepada dosen dan mahasiswa sastra Unitomo.
Sementara dosen Sastra Inggris Unitomo, Hariyono, menambahkan selain menggunakan teori hermeneutik, untuk mengetahui bila karya Pram ini benar-benar masyhur yakni harus dibandingkan dengan karya sastra Eropa yang juga mendunia.
"Kita bisa bandingkan dengan karya Bildungsroman (karya Jerman) atau karya Kafka. Bisa juga dibandingkan dengan The Da Vinci Code karya Dan Brown, Twillight karya Sthepanie Meyer, Harry Potter karya Jk Rowling atau Zarathustra karya Fedrich Nietsche," katanya. (Antara)
Tag
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Pilihan Sunscreen untuk Tangan, Bantu Atasi Kulit Kering dan Keriput
-
7 Sunscreen Terbaik di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas
-
6 Pilihan Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Pria Usia 40 Tahun ke Atas
-
3 Shio Dapat Keberuntungan Melimpah 17-23 November 2025, Cek Hari Baikmu Mulai Besok!
-
5 Parfum Alternatif YSL Libre yang Lebih Murah dan Wanginya Mewah
-
5 Warna Lipstik yang Harus Dihindari Kulit Sawo Matang, Bikin Wajah Makin Kusam!
-
7 Warna Lipstik yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang, Bikin Penampilan Makin Stand Out!
-
Arab Saudi Tawarkan Pengalaman Wisata Baru: Dari Kekayaan Budaya hingga Hiburan Kelas Dunia
-
Bisnis Kuliner Tumbuh Pesat, Chef Jerry Andrean: Konsistensi Bahan Baku Jadi Kunci untuk Bertahan
-
7 Bedak Padat Ringan untuk Usia 40 Tahun ke Atas yang Bikin Kulit Sehat