Suara.com - Populasi penyu di perairan Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhir-akhir ini semakin berkurang.
Petugas Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, Andrian Saputra mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari nelayan setempat bahwa populasi yang mendarat ke pulau untuk bertelur kini berkurang.
"Saat musim bertelur penyu yang mendarat ke pulau 10 ekor-20 ekor, tetapi saat ini hanya satu ekor saja penyu yang mendarat untuk bertelur," katanya pada Minggu (30/8/2015).
Andrian mengaku, tidak mengetahui secara pasti berkurangnya populasi penyu di Perairan Pulau Sembilan, Kotabaru.
Namun salah satunya, adalah masih adanya penjualan telur penyu di beberapa tempat secara bebas, diduga menjadi penyebab terkendalanya pengembangbiakan hewan yang dilindungi tersebut.
Musim peneluran penyu tiap wilayah peneluran memiliki perbedaan, namun di wilayah perairan Kotabaru, penyu bisa bertelur sepanjang tahun. Akan tetapi musim puncak peneluran terjadi sekitar Juni-Agustus.
Ke depannya, kata Andrian, BPSPL Pontianak berencana melakukan kegiatan tindak lanjut dari sosialisasi dan monitoring penyu dengan harapan masyarakat mengetahui bahwa penyu merupakan biota terancam punah dan dilindungi serta kegiatan eksploitasi/penjualan telur penyu di Kalimantan Selatan dapat dihentikan.
Dia mengemukakan, BPSPL Pontianak sudah melakukan kegiatan Sosialisasi dan Monitoring Penyu di Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Kotabaru pada 2014 dan 2015.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penyadartahuan kebijakan pengelolaan penyu kepada masyarakat lokal melalui sosialisasi. Dan memperoleh data karakteristik biologi dan sebaran lokasi peneluran penyu di Kabupaten Kotabaru.
Memperoleh data kondisi biofisik habitat penyu di Kabupaten Kotabaru, memperoleh profil pemanfaatan penyu oleh masyarakat lokal. Dan Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya ikan, seperti Penyu.
Sebanyak enam jenis penyu terdapat di Indonesia dari total tujuh jenis penyu yang terdapat di dunia.
Keenam penyu tersebut antara lain penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), dan penyu pipih (Natator depressa) (Limpus, 1977 dalam Nuitja 1992).
Untuk wilayah Kalimantan Selatan, jenis penyu yang sering ditemui adalah penyu hijau dan penyu sisik. Dan seluruh jenis penyu telah termasuk ke dalam Appendiks I CITES.
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) atau konvensi perdagangan internasional mengenai tumbuhan dan satwa liar species yang terancam punah adalah suatu perjanjian internasional mengenai perdagangan jenis-jenis hewan dan tumbuhan terancam punah. Konvensi ini bertujuan untuk melindungi hewan dan tumbuhan dari perdagangan internasional yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam.
Berdasarkan peraturan perundangan nasional, penyu termasuk biota dilindungi, dimana peraturan perundangan dan kebijakan yang menjadi acuan, yakni, Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Undang-Undang No.31 tahun 2004 tentang Perikanan yang diperbaharui oleh Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 523.3/5228/SJ/2011 tentang Pengelolaan Penyu dan Habitatnya. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan No. 24 Tahun 2008 tentang Pengawasan dan Perlindungan Sumberdaya Ikan di Kalimantan Selatan.
Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pencabutan Peraturan Daerah di Bidang Retribusi Daerah (Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 21 Tahun 2000 tentang Retribusi Izin Pengelolaan Pulau-Pulau Tempat Penyu Bertelur), (Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 22 Tahun 2000 Seri B Nomor Seri 1).
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru, Talib hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait berkurangnya populasi penyu di Perairan Pulau Sembilan, dan sekitarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
7 Sepatu Adidas yang Nyaman Dipakai Sehari-hari, Jalan Jauh Tidak Pegal
-
6 Parfum Pria dengan Aroma Maskulin Awet, Tahan Seharian Walau Sudah Berkeringat
-
10 Prompt Gemini AI Siap Pakai Bikin Fotomu dan Pasangan Estetik Khas Foto Studio
-
5 Sepatu Loafers Pria di Bawah Rp1 Juta: Bergaya Klasik Tanpa Kuras Dompet
-
Sulap Diri Jadi Makin Berkelas, Pakai 5 Prompt Viral Foto AI Hitam Putih Ini
-
Rangkaian Lengkap Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam, Bye Noda Gelap di Wajah!
-
Ahmad Assegaf Tak Nafkahi Tasya Farasya, Bagaimana Hukumnya dalam Islam dan Negara?
-
5 Rekomendasi Moisturizer Wardah Penghilang Dark Spots Terbaik
-
Glory Lamria Dituding Salah Pakai saat Renang di Aman Hotel, Apa Bedanya Bra dan Bikini?
-
7 Serum Anti Aging yang Bagus untuk Usia 40-an, Harga Mulai Rp50 Ribuan