Bagi penganut feminisme radikal, menjadi laki-laki bisa menjadi alasan kuat untuk dianggap rendah, pengancam atau jahat. Di luar urusan kelamin, berkulit putih biasanya juga meningkatkan faktor untuk 'dibenci'. Mereka yang berusia setengah baya, heteroseksual, tidak miskin, bahkan mereka yang meluruskan kaki di kereta juga bisa menjadi sasaran para feminis garis keras.
Ya, banyak kaum feminis tampaknya merasa perlu musuh untuk menemukan makna hidupnya. Namun sayangnya, mereka tidak selalu hati-hati atau bijak dalam memilih 'lawan' mereka. Padahal sesungguhnya semua orang, termasuk laki-laki, bisa menjadi seorang feminis!
Memang masih ada perbedaan pendapat yang signifikan tentang bagaimana laki-laki menjadi seorang feminis. Sebagian berpendapat, menjadi feminis tak cukup hanya dengan berkontribusi dalam pekerjaan rumah tangga dan merawat anak-anak.
Seorang laki-laki feminis yang serius harus menghormati hak-hak orang lain termasuk perempuan tentunya, ikut mendukung kesempatan dan upah yang sama bagi pekerja perempuan. Finn Mackay, dosen sosiologi di Universitas West of England, bahkan menyebut, menjadi feminis juga berarti melawan kekerasan dalam bentuk apapun. Termasuk pembedaan bukan hanya karena jenis kelamain, tetapi juga warna kulit, usia, kekayaan dan sebagainya.
"Saya pikir sangat bagus jika laki-laki memprioritaskan hak-hak perempuan, bekerja untuk hak-hak perempuan, bekerja melawan kekerasan laki-laki dalam semua bentuknya. Saya juga berpikir adalah benar jika laki-laki juga bekerja sama untuk memahami bagaimana patriarki telah dibentuk dan apa yang bisa dilakukan untuk mengubah masyarakat," ujarnya.
Jadi, mari kita minta perempuan dan para feminis untuk mendiskusikan tentang apa yang mereka inginkan. Ini bukan karena Adda (laki-laki) merasa perempuan membutuhkan laki-laki. Tetapi cara ini akan menjadi alternatif untuk membantu perubahan yang diperjuangkan kaum feminis. (The telegraph)
Tag
Berita Terkait
-
Ulasan Buku One in a Millennial: Refleksi Kehidupan dalam Budaya Pop
-
tripleS Girls Never Die: Alasan Cewek Suka Pakai Make Up Tebal dan Filter
-
Ulasan Novel 'Tari Bumi', Kehidupan Perempuan Bali di Tengah Tekanan Kasta
-
Psikologi Feminisme di Buku Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan
-
Gadis Kretek, Kisah Perempuan Mendobrak Patriarki di Balik Aroma Cengkeh
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Terpesona Talenta Generasi Muda, Addie MS Gaet Cicit WR Supratman Dalam Konser Simfoni
-
Tren Baru Asuransi: Program Loyalitas Jadi Daya Tarik, Tawarkan Medical Check-up Gratis
-
Rahasia Cari Tiket Pesawat Murah: Trik Jitu Menggunakan Google Flights
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia
-
Liburan Mewah Kini Milik Semua: Cruise Rp1 ke Mediterania? Ini Caranya!
-
Karya dan Ide Siswa SMA Indonesia yang Menginspirasi, Dari Sains Hingga Seni Kreatif