Memanggil seseorang dengan nama sebutan khusus, kadang dianggap lumrah oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tapi tahukah Anda bahwa hal ini bisa berlanjut menjadi perilaku bullying ketika nama sebutan tersebut bersifat melecehkan seseorang.
Seperti yang dialami Raiza Andini, namanya kerap diplesetkan menjadi Raiso. Padahal dalam bahasa Jawa, Raiso berarti tidak bisa.
"Saya diberikan nama yang indah oleh orangtua saya, tapi mendapat sebutan yang bermakna negatif. Untuk merubah sebutan ini saya rela mengeluarkan dana untuk membeli kosmetik dan mempercantik diri," ujar Raiza pada cuplikan kampanye #RayakanNamamu yang dihelat Coca Cola, di Jakarta (13/1/2016).
Apa yang disampaikan Raiza, ternyata banyak dialami masyarakat pada umumnya. Ada Rio yang kerap dipanggil "Gigi" karena giginya yang berwarna kekuningan, atau Risty yang kerap mendapat julukan "Bokri" karena rambutnya yang bertekstur keriting.
Menanggapi hal ini psikolog klinis sekaligus hipnoterapis, Liza Marielly Djaprie mengatakan, sebutan yang disasarkan pada seseorang memiliki kekuatan untuk menyakiti perasaannya.
"Jenis bully yang berawal dari ejekan nama, atau memberi julukan tertentu kepada seseorang karena bentuk fisiknya memiliki dampaknya seperti cyber bullying. Mereka jadi minder, tidak percaya diri," ujar Liza.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tak lagi memberikan julukan kepada seseorang yang bersifat negatif, terlebih didasarkan dari bentuk fisik semata yang gilirannya mengintimidasi seseorang.
"Meski diucapkan lewat kata-kata, verbal bullying dampaknya nggak bisa disepelekan. Bahkan kerap mengakibatkan minat dan prestasi sekolah anak menurun, bolos sekolah, pindah atau bahkan drop-out dari sekolah," ujar Liza
Badan dunia untuk anak-anak (UNICEF) mencatat 50 persen anak yang mengalami bullying di sekolah. Dan hal ini mungkin juga terjadi di Indonesia. Padahal bullying mempengaruhi kepercayaan diri anak yang pada gilirannya membuat prestasi anak menurun.
Berita Terkait
-
Santri Pelopor dan Pelapor: Melawan Bullying di Pesantren
-
Terungkap Kronologi Lengkap Video Viral Perpeloncoan Maba Unsri Dipaksa Berciuman
-
Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
Di Balik Akun Anonim dan Ironi Perundungan di Ruang Digital
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Favorit Sejuta Umat, Ini Cara Membedakan Sandal Hermas Oran Ori dan KW