Suara.com - Seorang model transgender akan muncul di catwalk fashion show di India pada Februari mendatang. Peritiwa ini tentu menjadi tanda bahwa opini yang secara histori sebagai salah satu negara yang paling homophobic di dunia dapat berubah.
Anjali Lama akan muncul di pekan mode Lakma, salah satu acara fashion India paling tinggi, dengan menampilkan berbagai pakaian oleh beberapa desainer terkemuka.
Seorang model asal Nepal mengatakan, ia pernah menghadapi penolakan dan diskriminasi di masa lalu tapi sekarang menjadi pekerjaan yang aman dengan kontrak dari label papan atas.
Popularitas dia meningkat luar biasa sebagai homofobia yang masih menjadi masalah yang terus-menerus di India, meskipun ada beberapa undang-undang bertujuan menanggulangi hal itu.
Lahir dengan nama Nabin Waiba Tamang, Lama mengatakan ia mengambil nama Anjali, nama umum di India dan Nepal, setelah teman transgendernya menyarankan itu.
Dia bergabung dengan akademi modeling di ibukota Nepal, Kathmandu, tapi identitas barunya masih dirahasiakan dari keluarganya.
Ketika seseorang dari desanya menemukan Lama sebagai wanita transgender dan mengatakan kepada keluarganya, kemungkinan mereka akan memutuskan hubungan dengan dia.
"Itu tidak mudah bagi saya pada hari-hari awal ketika ada begitu banyak penolakan dan diskriminasi. Sekarang saya mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari industri fashion setelah dipilih, dan orang-orang transgender lainnya mengatakan mereka bangga saya," katanya.
Penyelenggara acara mengatakan, Lakma berkomitmen melanggar stereotip gender, ukuran dan keindahan. Tapi masyarakat India sebagian besar masih konservatif.
Baca Juga: Eggi Sudjana Ungkap Pesantren Arifin Ilham Tempat Rapat Demo 212
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan lima tahun lalu oleh saluran berita televisi CNN-IBN bahwa hampir tiga perempat dari masyarakat percaya homoseksualitas merupakan hal yang ilegal dan 83 persen mengatakan homoseksualitas itu bukan bagian dari budaya India.
Pada 2015, India mendukung gerakan Rusia di PBB yang akan membantah keberadaan pasangan gay yang bekerja untuk lembaga.
Pasal 377 KUHP India mengatakan, seks terhadap tatanan alam akan dapat hukuman sampai 10 tahun penjara.
Sedangkan negara tetangga Nepal, negara asal Lama, telah memberikan perlindungan kepada LGBT di konstitusi baru dan mulai mengeluarkan paspor dengan kategori jenis kelamin ketiga pada tahun 2015. Hal ini hanya dilakukan segelintir negara.
Namun, diskriminasi dan pelecehan tetap bertahan di kedua negara dan pekerjaan pun masih sulit didapat. [Independent]
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Sehari Harus Pakai Sunscreen Berapa Kali? Ini Saran dari Dokter agar Perlindungan Maksimal
-
5 Rekomendasi Jas Hujan Anti Bocor, Awet dan Praktis untuk Hijabers
-
8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
-
Jejak Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818, Letusan Terbaru Tahan 178 Pendaki di Ranu Kumbolo
-
4 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 20 November 2025, Hoki Maksimal!
-
"Find Joy in the Slow": Filosofi Kopi Titik Koma yang Memikat di Panggung Internasional Bangkok
-
Macam-Macam Arti Warna dalam Mimpi Menurut Ahli, Mana yang Pernah Kamu Alami?
-
CPNS 2026 Kapan Dibuka? Ini Prediksi Jadwal, Alur Seleksi, dan Formasi untuk Lulusan SMA
-
Sejarah dan Makna Hari Anak Sedunia, Diperingati Setiap 20 November
-
'Meditasi Mata Air', Perempuan Wonosobo Tanam 1.000 Kopi untuk Kelestarian DAS Bodri