Suara.com - Sebagai manusia, kita memang harus saling tolong menolong dan membantu. Karena hakikatnya makhluk sosial memang seperti itu. Dengan hal tersebutlah Anda harusnya tahu bahwa alasan ini sering dijadikan senjata oleh teman yang sering berutang atau meminta pinjaman uang.
Sebenarnya jika ingin membantu hal tersebut tentu tidak masalah. Anda bisa memberikan teman kepercayaan untuk meminjamkannya, namun lama kelamaan dan selalu meminjam uang tentu membuat anda jenuh kan? Apalagi jika dia tidak membayar atau mengembalikannya. Lalu seperti apa tanda teman yang hobi atau gemar berutang? Kenali ciri-cirinya berikut ini:
Tidak Bisa Membedakan Prioritas
Prioritas atau kepentingan yang utama biasanya selalu diduduki oleh kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan seperti bekerja dan bersekolah. Sayangnya teman yang gemar berutang selalu tidak tahu mana yang prioritas atau bukan. Bagi mereka kebutuhan penting, namun keinginan masih sama pentingnya.
Hal inilah yang menyebabkan mereka selalu merasa kekurangan dan akhirnya meminjam uang untuk memenuhi keinginan mereka. Selain itu, mereka juga merasa rugi dan menyesal jika tidak mendapatkan keinginan tersebut. Tipe yang seperti ini memang berutang bukan karena mereka tidak bisa hidup, melainkan mereka membutuhkan hal yang tidak penting.
Hidup Seenaknya
Mereka yang gemar berutang pasti hidup seenaknya. Maksud dari hidup seenaknya adalah, di mana mereka menggunakan uang seenaknya dan tidak mengaturnya dengan baik. Misalnya mendapatkan pemasukan atau gaji, kemudian digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan hura-hura.
Sedangkan ketika mereka tiba-tiba sakit atau membutuhkan uang untuk reparasi mobil/motor mereka tidak memiliki simpanan. Jenis seperti ini sangat banyak dan alasan paling sering terjadi di masyarakat. Bahkan karena kepepet mereka menyetujui apa saja syarat peminjaman, termasuk meminjam uang kepada para rentenir kejam dengan bunga yang sangat tinggi.
Terbiasa Gali Lubang Tutup Lubang
Bagi mereka berutang akan menjadi hal yang membuat ketagihan tanpa harus terpaksa. Di mana sebenarnya mereka masih bisa menunggu atau menabung, tetapi karena terbiasa berutang mereka akan mencari kebutuhan atau keinginan yang bisa memuaskan mereka. Setelah itu mereka kembali berutang dan mencari pinjaman. Apalagi jika sudah terbiasa berutang dengan Anda kemudian selalu diberikan. Maka mereka akan terbiasa dan melakukannya terus menerus. Jika hal ini terjadi coba untuk buat kebijaksanaan untuk menghentikannya.
Sebenarnya berutang karena terbiasa ini bisa menjadi kesalahan hidup atau disorientasi sikap untuk menanggapi bagaimana diri sendiri harus hidup dengan keadaan yang dialami. Jika Anda membiasakan atau memanjakan mereka dengan selalu mengizikannya berutang, padahal kebutuhannya masih bisa ia penuhi, maka Anda akan terjebak di lingkaran mereka dan selalu dikejar.
Orang Malas
Terakhir adalah mereka yang malas sehingga mereka berutang. Malas di sini bisa diartikan apa saja, baik malas bekerja, malas berusaha dan malas mengatur kehidupan mereka sendiri dan terlalu santai atau terlalu mengikuti arus. Padahal semuanya harus terhitung dengan jelas dan teliti, untuk tahu seperti apa kehidupan Anda dan apa saja kebutuhan utama Anda. Namun karena mereka malas, jalan terakhir yang mereka pilih pastilah berutang kepada Anda. Jika mereka memiliki siklus hidup seperti ini sebaiknya jauhi saja.
Sayangnya banyak masyarakat Indonesia yang dilanda polemik seperti ini. Di mana mereka malas dan akhirnya memilih meminjam uang dengan instan kemudian sulit untuk mengembalikannya, karena mereka termasuk yang tidak memiliki usaha untuk mendapatkan pendapatan dan sulit membayar utang.
Terlepas dari tanda-tanda di atas, Anda sebagai orang yang dipinjami atau terbiasa memberi utang sebaiknya ikut berubah. Hal tersebut tak akan menunjukan anda sebagai orang yang bisa membantu atau pamer bahwa anda orang mampu. Hal tersebut justru akan membawa anda kepada lingkaran setan dan selalu dikejar oleh mereka. Jika memberi pinjaman pada teman, usahakan ingatkan mereka untuk tidak meminjam uang lagi dan lagi. Karena kebiasaan berutang akan merusak mental dan pikirannya dan cenderung tidak akan merubah alur hidup mereka.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Manfaatnya serta Bedanya dengan Asuransi
Kredit Pendidikan dengan Bunga dan Tanpa Bunga, Ini Pertimbangannya
Syarat serta Prosedur Jual Beli Tanah dan Bangunan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?