Suara.com - Masjid Cut Meutia kini menjadi salah satu masjid bersejarah dan unik di Jakarta. Padahal, masjid yang satu ini tanpa kubah, dan tanpa menara layaknya sebuah bangunan masjid.
Berdiri sejak 1910, bangunan yang dapat menampung 2.000 jamaah ini awalnya merupakan kantor NV De Bouwpleg, sebuah kantor real estate di kawasan Menteng oleh para arsitek Belanda.
Pascahengkangnya kolinal Belanda, Jepang mengambil alih kepemimpinan di Indonesia berikut gedung yang terletak di jalan Cut Meutia tersebut.
Gedung bertingkat dengan nuansa putih hijau itu beralih fungsi menjadi Markas Besar Angkatan Laut Jepang, dan kantor pos pembantu pada Perang Dunia II.
Hal yang menarik, ketua panitia Ramadhan 2017 Masjid Cut Meutia, Madjid, mengatakan, bangunan ini dibuat dari campuran telur burung unta.
"Ini nggak pakai besi strukturnya, pakai bata zaman dahulu yang lebarnya sampai 60 (cm). Bangunnya nggak pakai semen, tapi pakai telur burung unta, makanya keras," terangnya kepada Suara.com.
Praktis setelah Indonesia merdeka, gedung tersebut kembali beralih fungsi menjadi kantor Wali kota Jakarta Pusat, kantor PAM, kantor Dinas Urusan Perumahan Jakarta, hingga menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada zaman kepemimpinan Abdul Haris Nasution, "Jadi dulu Indonesia belum punya gedung DPR/MPR, jadi gedung ini digunakan sebagai gedung MPRS."
Setelah MPRS berpindah ke Senayan, gedung tersebut diwakafkan kepada anggkatan 66 Yonif Yos Sudarso untuk kemudian dapat digunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim.
Baru ketika 1987, keluar Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 5184/1987 tanggal 18 Agustus, yang menetapkan bangunan tersebut menjadi masjid tingkat provinsi.
Nama Masjid Cut Meutia dipilih karena bangunan tersebut berada di jalan Cut Meutia. Pasalnya, dari awal tidak diperuntukkan sebagai masjid, maka pihak pengelola melakukan beberapa penambahan seperti tempat wudhu dan hiasan kaligrafi.
"Makanya shaf-nya itu miring, sekitar 15 derajat ke arah kanan. Karena ini awalnya bukan gedung masjid, ini gedung perkantoran," jelas Madjid.
Perombakan juga terjadi pada tempat imam, dan mimbar. Keduanya dibuat menjorok ke depan, dan bagian lantai diganti menjadi marmer.
Rencananya, pada tanggal 9 dan 10 Juni 2017 mendatang, Masjid Cut Meutia akan kembali menggelar Ramadhan Jazz Festival yang ketujuh kalinya.
"Insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 9-10 Juni selama dua hari, Ramadhan Jazz Festival," tutup Madjid.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Lipstik untuk Ibu-Ibu Tampil Aktif di Hari Spesial, Warna Elegan Curi Perhatian
-
7 Resep Matcha yang Creamy Ala Cafe, Minuman Viral Sepanjang 2025
-
Resep Matcha Sederhana Buat Sajian Natal, Estetik dan Mudah Dibuat di Rumah
-
6 Shio Paling Beruntung pada 21 Desember 2025, Saatnya Raih Kesuksesan
-
4 Lipstik Transferproof Terbaik untuk Sehari-hari, Tahan Lama dan Harga Hemat
-
Apa Saja Amalan Selama Bulan Rajab? Ini Kata Buya Yahya
-
4 Sepatu Lari Teknologi Tinggi Rekomendasi Dokter Tirta untuk Kecepatan Maksimal
-
5 Sunscreen Mengandung Antioksidan untuk Usia 60-an, Rahasia Awet Muda
-
Mahasiswa Perlu Kompetensi Lintas Budaya, Prasmul-Canterbury Jawab Lewat Experiential Learning
-
5 Lipstik untuk Usia 40-an, Wajah Segar dan Terlihat Lebih Muda