Suara.com - Manfaat bercerita pada anak telah banyak dibuktikan oleh penelitian. Beberapa di antaranya dapat meningkatkan kecerdasan anak, mengasah perbendaharaan kosakata hingga imajinasi anak.
Sayangnya di tengah perkembangan teknologi seperti saat ini, para orangtua sibuk dengan gadgetnya sendiri. Bahkan tak jarang mereka juga memberikan gawai pada anak dengan tujuan anak tak rewel karena asyik dengan tontonan atau permainan di dalamnya.
Melihat fenomena ini, unit bisnis Rajawali Grup yang membawahi Rajawali Foundation, PT Fortune Indonesia, PT Archi Indonesia, PT Meares Soputan Mining, PT Tambang Tondano Nusajaya, PT Rajawali Property Group, PT Eagle High Plantations, PT Nusantara Infrastructure Tbk, dan Rajawali Televisi membentuk KITA Bercerita atau Keluarga Indonesia Teman Anak Bercerita.
Perwakilan dari KITA Bercerita, Herdinda Arizunnisa P mengatakan, komunitas yang didirikan sejak 2015 ini mengajak para orangtua membudayakan kebiasaan bercerita pada anak meski hanya 10 menit.
Menurut dia, 10 menit yang dihabiskan untuk kegiatan berkualitas seperti bercerita bisa mendatangkan banyak manfaat pada anak, salah satunya mendekatkan hubungan antara orangtua dan anak.
"Jadi, daripada menghabiskan waktu untuk main gadget, orangtua bisa luangkan waktu ngobrol berkualitas bersama anak. Justru kita ingin menghilangkan paradigma bahwa bercerita butuh keahlian khusus. Dengan kita bercerita pengalaman sehari-hari itu sudah termasuk bercerita," ujar Herdinda pada Suara.com, belum lama ini.
Program KITA Bercerita
Untuk mencapai tujuan tersebut, komunitas KITA Bercerita aktif mengadakan kegiatan bercinta yang diikuti secara sukarela oleh perwakilan karyawan dari unit bisnis Rajawali Grup. Baru-baru ini mereka menggelar Negeri Cerita yakni merupakan puncak acara dari keseluruhan kampanye yang telah dijalankan KITA Bercerita sejak 2016 untuk meningkatkan budaya bercerita.
"Kita pernah bercerita di hadapan anak-anak penderita thalasemia. Berjam-jam tranfusi darah kan bosen. Kita bercerita menghibur mereka. Terus kita juga pernah bercerita di Yayasan Penyandang Tunanetra Elsafan, jadi meski mereka tidak mampu melihat, suara kita saat bercerita disitu dapat membangkitkan gairah anak-anak," tambah Herdinda.
Tak hanya menyajikan cerita maupun dongeng pada berbagai kesempatan, KITA Bercerita juga mendonasikan lebih dari 1000 buku untuk disalurkan ke Indonesia Timur melalui Taman Bacaan Pelangi. Donasi buku yang terkumpul berasal dari seluruh karyawan Rajawali Grup dan para mitra.
"Kenapa di Indonesia Timur karena survei BPS menunjukkan bahwa presentase penduduk buta huruf tertinggi ada di 3 provinsi di Indonesia Timur seperti Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dengan menyediakan akses buku yang berkualitas bagi anak Indonesia Timur kami berharap bisa berkontribusi menumbuhkan minat baca mereka," lanjut dia.
Sejak berdiri pada 2016, KITA Bercerita telah berhasil membagikan cerita kepada lebih dari 600 anak, membagikan 1700 boneka jari, membagi 1532 buku cerita serta meresmikan 5 rumah cerita di daerah Jabodetabek.
"Jadi, kita cari yayasan yang komitmen untuk membudayakan kebiasaan 10 menit bercerita kepada anak. Contoh di Elsafan, terus Day Care di UNJ juga. Jadi, kita ajak pengurus day care untuk 10 menit bercerita pada anak. Selain menyediakan buku kita juga sediakan alat bantu untuk support mereka," terang Herdinda panjang lebar.
Kini anggota komunitas KITA Bercerita telah mencapai 100 orang. Herdinda mengatakan, pihaknya memiliki mimpi mengepakkan sayap yang lebih luas ke beberapa daerah lain di Indonesia untuk menularkan semangat bercerita.
"Kita rencana akan melakukan kegiatan ini rutin ke depannya, sehingga akan lebih besar lagi cakupan. Mudah-mudahan juga nggak cuman di Jakarta tapi di Jabodetabek juga di daerah lain di indonesia," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Rahasia Awet Muda: Jaga 3 Protein Kulit Ini Supaya Wajah Tetap Kencang dan Glowing
-
Heboh Pendidikan Gibran, Berapa Biaya Kuliah di UTS Insearch Sydney? Cek Rinciannya
-
Zodiak Cancer Cocok Kerja Apa? Ini Pilihan Profesi untuk Si Loyal dan Berkomitmen
-
Rekam Jejak Pendidikan dan Karier Mahfud MD, Bakal Gabung ke Tim Reformasi Kepolisian?
-
Profil Jimmy Kimmel, Acaranya Dihentikan setelah Komentar soal Penembakan Charlie Kirk
-
Profil Eric Cantona: Pemain Legendaris Ini Dukung Palestina, Tak Mau Israel di Pildun
-
Pendidikan dan Pekerjaan Mega Nusi, Istri Anggota DPRD Gorontalo yang Viral
-
5 Rekomendasi Bedak Wardah Sesuai Jenis Kulit, Mana yang Paling Cocok Untukmu?
-
Apa Itu Penyakit Lyme? Kondisi yang Dialami Bella Hadid Sejak Usia 16 Tahun
-
Apakah Alat Makan Terkontaminasi Babi Harus Dihancurkan? Ini Faktanya