Suara.com - Memperingati Hari Anak Nasional, Keluarga Indonesia Teman Anak (KITA) Bercerita menggelar acara bertajuk Negeri Cerita di Pejaten Village, Jakarta, Sabtu (29/7/2017). Negeri Cerita merupakan acara puncak dari keseluruhan kampanye yang dijalankan KITA Bercerita sejak 2016 lalu untuk menggiatkan budaya bercerita di keluarga Indonesia.
Herdinda Arizunnisa P, perwakilan dari KITA Bercerita mengatakan, dalam acara Negeri Cerita, pengunjung Pejaten Village terutama orangtua dan anak-anak dimanjakan dengan berbagai dongeng dan cerita yang dibawakan sepanjang acara. Menggandeng berbagai komunitas dongeng, anak-anak diajak berimajinasi memerankan karakter yang dibawakan oleh pendongeng.
"Target kita sebenarnya untuk orangtua karena kan kampanye kita terus menekankan pentingnya keluarga Indonesia meluangkan waktu 10 menit untuk bercerita kepada anak," kata Arizunnisa di sela-sela acara Negeri Cerita, Sabtu (29/7/2017).
Tak hanya menyajikan cerita maupun dongeng pada pengunjung Pejaten Village, KITA Bercerita juga mendonasikan lebih dari 1000 buku untuk disalurkan ke Indonesia Timur melalui Taman Bacaan Pelangi. Donasi buku yang terkumpul berasal dari seluruh karyawan Rajawali Grup dan para mitra.
"Kenapa di Indonesia Timur? karena survei BPS menunjukkan bahwa presentase penduduk buta huruf tertinggi ada di 3 provinsi di Indonesia Timur seperti Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dengan menyediakan akses buku yang berkualitas bagi anak Indonesia Timur kami berharap bisa berkontribusi menumbuhkan minat baca mereka," timpal Agung Binantoro, Direktur Rajawali Foundation.
Untuk memulai kebiasaan bercerita, Arizunnisa mengatakan bahwa sebenarnya orangtua tak harus menggunakan media buku cerita, boneka jari atau alat bantu lainnya. Topiknya pun tak harus mengusung kisah dongeng atau cerita daerah. Dengan menceritakan pengalaman sehari-hari kepada anak, sudah dapat menciptakan waktu berkualitas yang mempererat ikatan antara orangtua dan anak.
"Daripada menghabkskan waktu untuk main gadget orangtua bisa luangkan waktu ngobrol berkualitas bersama anak. Justru kita ingin menghilangkan paradigma bahwa bercerita butuh keahlian khusus. Dengan kita bercerita pengalaman sehari-hari itu sudah termasuk bercerita," katanya.
Sejak berdiri pada 2016 silam, KITA Bercerita telah berhasil membagikan cerita kepada lebih dari 600 anak, 1700 boneka jari, 1532 buku cerita serta meresmikan 5 rumah cerita di daerah Jabodetabek.
Baca Juga: Rumah Wapres Kenya Diserang Jelang Pemilu
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?