Suara.com - Sebuah penelitian di Kanada baru-baru ini mengungkapkan, mereka yang melakukan operasi plastik mungkin memiliki peluang bertahan lebih baik dengan ahli bedah perempuan dibandingkan ahli bedah lelaki.
Peneliti memeriksa data 104.630 pasien yang menjalani berbagai prosedur umum dengan total 3.314 ahli bedah yang berbeda, termasuk 774 perempuan dan 2.540 laki-laki.
Secara keseluruhan, pasien yang dirawat oleh ahli bedah perempuan 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dalam 30 hari, dan mereka memiliki tingkat komplikasi yang serupa di rumah sakit. Begitu temuan dari studi tersebut.
"Ada beberapa alasan untuk percaya mengapa ahli bedah perempuan mungkin memiliki hasil berbeda ini," kata penulis studi senior Dr. Raj Satkunasivam, seorang peneliti dan ahli bedah di Houston Methodist Hospital.
"Pembedahan adalah profesi yang didominasi laki-laki yang mewakili ahli bedah paling baik yang berpengalaman, termotivasi, dan paling sulit yang mungkin bisa sukses," sambung Satkunasivam melalui email.
Karena penelitian ini bukan eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana jenis kelamin dokter bedah memengaruhi hasil pasien, mungkin saja faktor-faktor seperti kompleksitas kasus individual mempengaruhi hasilnya. Begitu kata Satkunasivam.
"Namun, penelitian ini akan membantu menghilangkan bias terhadap ahli bedah perempuan dalam profesi medis. Pasalnya, perempuan berperforma lebih buruk daripada lelaki tersebut," tulis Satkunasivam dan rekannya di BMJ.
Penelitian ini berfokus pada hasil untuk 25 prosedur umum, termasuk berbagai operasi jantung, operasi penurunan berat badan, penggantian lutut dan pinggul, dan perawatan kanker.
Secara keseluruhan, 11,1 persen pasien yang diobati oleh ahli bedah perempuan meninggal, mengalami komplikasi serius atau menjalani penerimaan berulang ke rumah sakit dalam 30 hari setelah operasi, dibandingkan dengan 11,3 persen dengan ahli bedah laki-laki.
Kondisi ini diterjemahkan ke dalam empat persen kemungkinan lebih rendah dari kematian, komplikasi atau penerimaan berulang dengan ahli bedah perempuan.
Periset juga memperhitungkan perbedaan hasil pada prosedur yang dijadwalkan sebelumnya, bila pasien sering memilih dokter bedah mereka, dan operasi darurat, bila pasien biasanya tidak menentukan pilihan ini.
Satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah, peneliti tidak memiliki beberapa data tentang pasien yang mungkin mempengaruhi kemungkinan kematian atau komplikasi mereka, seperti masalah medis lainnya atau faktor sosial ekonomi seperti pendapatan.
Sementara temuan tersebut harus menghilangkan bias yang ada pada ahli bedah wanita, tidak mungkin jenis kelamin ahli bedah tersebut adalah cara yang baik untuk memprediksi seberapa baik pasien akan melakukannya setelah operasi yang mereka lakukan. Begitu ungkap Derek Alderson, presiden Royal College of Surgeons of England, dan Pastor Clare Marx.
Namun, hasilnya memberi dukungan kepada ahli bedah wanita sebagai peluang karir yang sama dengan rekan pria mereka, kata Dr. Heather Logghe, penulis editorial terpisah yang menyertai dan seorang peneliti di Thomas Jefferson University di Philadelphia.
"Mengingat pengecualian historis perempuan dari pelatihan bedah dan plafon kaca hari ini dalam hal posisi kepemimpinan, promosi akademis, dan kesetaraan gaji di antara ahli bedah, penelitian ini sangat berdampak. Ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil klinis harus ada paritas dalam kepemimpinan, promosi, dan gaji untuk ahli bedah perempuan," ujarnya. (Asiaone)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
7 Rekomendasi Lulur di Indomaret untuk Angkat Daki dan Mencerahkan, Murah Meriah Dekat dari Rumah
-
5 Rekomendasi Ampoule untuk Menyamarkan Noda Hitam, Murah Mulai Rp12 Ribu
-
7 Rekomendasi Tinted Sunscreen untuk 40 Tahun, Tidak Lengket di Kulit
-
5 Lip Tint Warna Natural untuk Dipakai Sehari-hari, Bikin Wajah Fresh dan Cantik Alami
-
Balet Cinderella, Dongeng Klasik yang Kembali Hidup di Atas Panggung
-
Labuan Bajo Bukan Cuma Komodo! Ini Pesona Permata Tersembunyi di Pulau Flores
-
5 Pilihan Jas Hujan Paling Bagus dan Awet, Bahan Anti Rembes Meski Diterpa Hujan Badai
-
5 Body Lotion Terbaik untuk Memutihkan Plus Kandungan SPF Tinggi, Bye Kulit Belang!
-
Transformasi Permainan Tradisional: Hadir Lebih Modern Tanpa Kehilangan Nilai Aslinya
-
Kapan Usia Ideal Anak Belajar Calistung? Cek 3 Tanda Motorik dan Psikologis Ini Dulu