Suara.com - Pulau Rambut yang terletak di Gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta, hanya memiliki luas sekitar 45 hektar.
Meski terbilang kecil, Pulau Rambut disebut-sebut sebagai Kerajaan Burung karena telah menjadi "rumah" bagi beberapa jenis burung air, seperti Kuntul, Cangak Abu, dan Bangau.
Di awal tahun seperti sekarang, Pulau Rambut selalu menjadi destinasi favorit bagi peneliti, komunitas pecinta alam, maupun masyarakat umum yang tergerak untuk menghitung populasi burung air atau sekadar melihat aktivitas burung di alam lepas.
Kegiatan citizen science seperti ini merupakan bagian dari kegiatan tahunan Asian Waterbird Census (AWC) yang biasa dilaksanakan serentak pada minggu ke-2 atau ke-3 Januari.
Di Indonesia, kegiatan ini dikoordinasi oleh Wetlands International Indonesia yang bekerjasama dengan Kemitraan Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Sabtu, (27/1) di Pulau Rambut kemarin, lebih kurang 60 Bangau Bluwok atau Mycteria cinerea berhasil terpantau.
"Artinya, satu persen dari populasi Bangau Bluwok secara global dapat ditemukan di Pulau Rambut," ujar Biodiversity Conservation Specialist dari Burung Indonesia, Ferry Hasudungan dalam rilis yang diterima Suara.com.
Bangau Bluwok, lanjut Ferry, biasa bermigrasi ke Pulau Rambut di Utara Jakarta hanya saat musim berkembangbiak saja.
Baca Juga: Kapal Tersapu Ombak, 2 ABK 3 Hari Mengapung di Kepulauan Seribu
Menurut data yang dikeluarkan oleh BirdLife Internasional, hanya ada 5.000 ekor Bangau Bluwok yang tersisa secara global. Hampir seluruhannya berada di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Sulawesi, dan Buton.
Meski cenderung dinilai sebagai kegiatan ilmiah, Asian Waterbird Census juga tak luput dari sifat rekreasi. Masyarakat bisa menikmati keasrian pulau berstatus cagar alam sambil memantau keindahan dan aktivitas unik burung-burung air.
Salah satu pemandangan khas dari aktivitas ini adalah menyaksikan kawanan Kuntul dan Bangau bertengger di atas jejeran mangrove.
Nantinya, data hasil pengamatan bersama ini akan dihimpun dan dipublikasi dalam bentuk cetak melalui buku Waterbird Population Estimates atau dapat diakses oleh publik secara online di wpe.wetlands.org.
"Dengan begitu, masyarakat umum dapat mengetahui estimasi populasi berbagai jenis burung air secara global, ataupun estimasi populasi di tiap negara," tutur Ferry.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Sambut Tahun Baru, Wamenpar Ajak Bersih-Bersih Lewat Clean The City
-
5 Sepatu Lokal dengan Arch Support untuk Kaki Datar, Empuk Dipakai Jalan Jauh
-
5 Sepatu Lari dengan Responsive Foam Terbaik, Tingkatkan Kecepatan dan Kurangi Lelah
-
7 Sepatu Lari Hoka Diskon Besar di Foot Locker, Hemat Sampai Rp1,4 Juta
-
Apa Manfaat Jalan Kaki? Aktivitas Sehat yang Masuk Year in Search 2025
-
4 Rekomendasi Sepatu Lari On Cloud untuk Pemula, Harga dan Kualitas Premium
-
Olahraga Pilates Masuk Year in Search, Ini 19 Manfaatnya untuk Tubuh dan Mental
-
6 Rekomendasi Cushion yang Minim Oksidasi, Makeup Awet Berjam-jam Anti Kusam
-
5 Lipstik Lokal yang Elegan dan Tahan Lama untuk Usia 50-an
-
Alasan Penting Pilih Skincare Dermatologist Tested untuk Keamanan Kulit