Suara.com - Data yang dihimpun Pergizi Pangan pada Pekan Sarapan Nasional 2012 menunjukkan 16,9 hingga 59 persen anak dan remaja di Indonesia tidak terbiasa sarapan. Sementara hasil analisis data konsumsi pangan Riskesdas 2010 menemukan bahwa 44,6 persen anak yang sarapan hanya memperoleh asupan energi kurang dari 15 persen yang seharusnya 15-30 persen.
Ketua Pergizi Pangan, Prof. Dr. Hardinsyah MS, mengatakan bahwa hal ini berarti 70 persen atau 7 dari 10 anak usia sekolah belum memenuhi unsur sarapan bergizi, yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein, sayur, dan buah-buahan. Menurut dia, kurangnya pemahaman akan menu sarapan sehat dari para siswa, orangtua, dan guru menjadi salah satu alasannya.
"Untuk itulah kami, Pergizi Pangan dan Indofood memberikan edukasi kepada masyarakat, yang meliputi siswa SD, orangtua, guru, mahasiswa dan dosen melalui Pendidikan Sarapan Sehat dengan mengangkat tema 'Sarapan Sehat dan Jajanan Aman Menuju Generasi Sehat Berprestasi'," ujar Prof. Hardinsyah pada temu media 'Pendidikan Sarapan Sehat Indofood' di SDN Sukamaju 01 Jonggol, Bogor, Jumat (27/4/2018).
Prof. Hardinsyah menambahkan, hasil evaluasi yang dilakukan Pergizi Pangan dan Indofood di dua kota, yaitu Malang dan Purwokerto, menunjukkan adanya peningkatan kesadaran sarapan sehat siswa SD dari 57 persen di tahun 2016 meniadi 73 persen di tahun 2017.
"Untuk itu, kami menganggap perlu untuk melanjutkan 'Pendidikan Sarapan Sehat' ini untuk mendorong masyarakat, terutama anak sekolah dan remaja, agar menerapkan periiaku gizi seimbang dengan baik, salah satunya adalah membiasakan sarapan sehat sebelum jam 9 pagi," tambah Prof. Hardinsyah.
Dalam kesempatan yang sama, Dwi Setyorini selaku CSR Manager Indofood mengatakan bahwa pada tahun ini, Pendidikan Sarapan Sehat akan menyasar 12.600 siswa Sekolah Dasar, 525 guru SD, 840 orangtua, 490 mahasiswa dan Dosen di tujuh kota antara lain Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Purwokerto, Sidoarjo, dan Jember.
Selain menggandeng Pergizi Pangan, Indofood juga turut menggandeng mahasiswa dan dosen dari Program Studi Gizi dan Boga di tujuh perguruan tinggi, yaitu Universitas Sahid Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Poltekkes Tasikmalaya, Poltekkes Cirebon, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Universitas Negeri Surabaya, dan Politeknik Negeri Jember untuk berperan sebagai fasilitator yang memberikan edukasi sarapan sehat pada siswa sekolah dasar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Menjelang 2026, Ini Ulasan Tren Hunian, Ruang Kerja, dan Wellness di Asia
-
Tren Kota Modern di Asia: Mulai dari Bangunan, Teknologi, hingga Gaya Hidup
-
4 Sepatu Lokal Mirip Samba yang Stylish dan Terjangkau Mulai Rp200 Ribuan
-
Katalog Promo Tebus Murah Alfamart Mulai Rp5 Ribu, Cek sebelum Berakhir!
-
6 Cushion dengan Hasil Akhir Velvet Matte untuk Tampilan Halus seperti Beludru
-
5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
-
Daftar Promo Makanan Spesial Akhir Tahun 2025, Hidangan Jepang hingga Kopi Kekinian
-
5 Rekomendasi Sheet Mask Kolagen untuk Samarkan Penuaan Usia 40 Tahun
-
4 Sepatu Lokal untuk Futsal dan Minisoccer yang Lebih Murah dari Adidas
-
Ide Hadiah Tukar Kado untuk Rekan Kerja di Kantor yang Pasti Disukai