Suara.com - Penggerebekan rumah Angel Lelga oleh suaminya, Vicky Prasetyo karena tuduhan main serong dengan lelaki lain jadi sorotan belakangan ini. Ketika video penggrebekan yang dilakukan Vicky Prasetyo terhadap Angel Lelga viral di media sosial, tindakan histerisnya dan tangisan air mata Vicky menjadi bahan olok-olok netizen.
Bukan kali pertama Vicky Prasetyo tertangkap kamera saat nangis sesenggukan. Peristiwa ini terjadi saat suami artis Angel Lelga tersebut dipertemukan dengan mantan kekasihnya, Iva, eks personel Trio Macan di salah satu program TV.
Meski disebut lelaki cengeng usai kejadian penggerebekan Angel Lelga, Vicky Prasetyo akui menjadikan hal itu sebagai pembelajaran dalam hidupnya. Vicky mengaku banyak kesalahan yang ia ambil dari penggerebekan tersebut. Di sekolah, si sulung sampai dicecar pertanyaan oleh teman-temannya.
"Putri saya yang paling besar ditanya, "kakak Cinta bagaimana? Kok Papinya sama Maminya begitu?'" kata Vicky ditemui di Polres Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Dicap lelaki cengeng dan gampang menangis, ternyata proses menangis dan merasakan suatu kehilangan adalah hal yang lumrah lho.
Psikolog Roslina Verauli mengatakan bahwa reaksi emosi dan berduka akan suatu kejadian memiliki berbagai tahapan untuk dilewati saat menghadapi masalah tertentu baik itu kehilangan orang terkasih untuk selama-lamanya (meninggal dunia), ataupun kehilangan orang terkasih seperti perceraian yang dialami Vicky Prasetyo.
"Jadi, adalah reaksi yang cukup umum untuk di awal perpisahan menangis, bahkan menjadi histeris, dan tak sadarkan diri. Apalagi bila 'perpisahan' terjadi mendadak. Shock. Lantas keesokan harinya menyangkal proses 'kehilangan'. Bahkan marah atas apa yang terjadi. Hingga memasuki tahap kesedihan mendalam," ujar Vera dalam unggahannya di Instagram, beberapa waktu lalu.
Justru kata dia, reaksi emosional ini tak disangkal atau dipendam. Pasalnya, ketika reaksi kesedihan mendalam ini disangkal, dapat mengarah pada gangguan emosional.
"Yang penting, reaksi emosional tak disangkal atau bertahan berkepanjangan. Apalagi 'stuck' ditahap tertentu. Karena respon yang dihambat. Gagal relief. Individu potensial untuk mengalami gangguan emosional bila reaksi emosi dihambat atau dibatasi," tambah dia.
Baca Juga: Usai 7 Orang Tewas, Petani Ngawi Gunakan Bom untuk Lawan Tikus
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal
-
7 Tempat Wisata Hidden Gem di Temanggung: Pesona, Lokasi, dan Harga Tiket
-
4 Tempat Wisata di Solo yang Gratis Rating Tertinggi, Cocok untuk Melamun dan Buang Penat
-
6 Shio Diprediksi Kaya Raya di 2026, Kuda Api Bawa Banyak Rezeki
-
6 Jam Tangan Murah Anti Air, Tak Kalah dari Smartwatch
-
25 Link Twibbon Natal untuk Merayakan Kelahiran Yesus Kristus