Suara.com - Label fesyen asal Italia, Max Mara, dianggap telah mencuri desain busana milik etnik salah satu suku pedalaman Laos, yaitu etnik Oma. Kelompok suku tersebut protes karena desain khas busana mereka telah di klaim oleh perusahaan industri fesyen tersebut.
Lebih dari sepekan pihak Public Relation (PR) Max Mara tidak merespon seruan protes Traditional Arts and Ethnology Centre (TAEC) atau persatuan Pusat Seni Etnologi Tradisional di Luang Prabang, Laos. Mereka menyatakan Max Mara telah menjiplak desain khas suku Oma.
TAEC juga menyayangkan Max Mara mengubah esensi pakaian suku Oma. Menurut mereka, desain Oma secara tradisional menggunakan jilbab, jaket, dan penutup kaki. Namun, label mode itu hanya mengambil desainnya saja dalam koleksi mereka tanpa kelengkapan kostum.
Suku Oma sendiri telah lama dikenal lewat kecantikan busana dengan desain khas berhias warna-warna kontras yang membentuk pola-pola cantik.
Pihak suku Oma sendiri menuntut Max Mara untuk menarik koleksi busana hasil jiplakannya, baik secara fisik dan foto promosi. Ditambah dengan membuat komitmen untuk tidak menjiplak desain budaya mereka lagi ke depannya.
"Sejak dulu perempuan Oma telah mendapatkan pemasukan dari menjual kerajinan tangan hasil karya mereka. Bagi warga kecil seperti Oma, hal ini sangat penting untuk meningkatkan nutrisi, kesehatan, dan pendidikan bagi keluarga mereka," kata Tara Gujadhur, Co-Director TAEC melalui unggahan Facebook.
Melansir dari Nextshark, Senin (15/4/2019), pihak Max Mara akhirnya menanggapi protes TAEC. Namun mereka tidak mengakui kesalahan, tetapi malah meminta agar situasi ini segera diredam.
Untuk itu, TAEC akan membuat petisi online melalui Change.org dalam upaya untuk membuat pernyataan kolektif langsung ke CEO Max Mara, Luigi Maramotti, agar segera turun tangan mengurus masalah ini.
Baca Juga: Karena Desain Pakaian, Pembaca Berita Ini Ramai Dibicarakan
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Glow Up Ala Miss Grand Indonesia: Rahasia Treatment Biar Kulit Makin Fresh dan Confidence Naik Level
-
Ke Kuala Lumpur Anti-Ribet: Terbang ke Bandara Subang, Liburan Jadi Lebih Sat Set!
-
Liburan Anti Bosan! 5 Playground Kekinian yang Wajib Dikunjungi Keluarga di Jakarta
-
Viral Siput Diduga Terekam di Makanan MBG, Ancam Kerusakan Otak Jika Termakan
-
Hunian Nyaman dengan Fasilitas Ibadah, Jadi Daya Tarik untuk Keluarga
-
Kumpulan Prompt Gemini AI Jadi Pemain Sepak Bola Klub Eropa: Barcelona sampai Real Madrid
-
Siap Dieksplor! Kota Lama Semarang dan Sekitarnya Disulap Jadi Destinasi Heritage Terpadu
-
Menuju Semarang Kota Sinema, Ada Pemutaran Film Pendek di Layar Tancap Pasar Malam
-
Cara Cek Pengumuman Hasil Tes Tahap 1 Asisten Bisnis Koperasi Merah Putih
-
Rekam Jejak Hasan Nasbi yang Diangkat Jadi Komisaris Pertamina: Pekan Lalu Dicopot dari Kepala PCO